LP2M IAIN Parepare— Pusat Publikasi dan Penerbitan LP2M IAIN Parepare menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pedoman Tugas Akhir Berbasis Publikasi pada Jumat malam, 3 Mei 2025, secara daring melalui aplikasi Zoom. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor, para Wakil Rektor, Dekan, Ketua LP2M, Ketua LPM, Direktur Ma’had Al-Jami’ah, serta para dosen dari berbagai fakultas.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Parepare, Prof. Dr. Hannani, M.Ag., menyampaikan pentingnya upaya peningkatan produktivitas akademik mahasiswa melalui publikasi ilmiah.
"Saya berharap pedoman ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi di IAIN Parepare. Mahasiswa harus didorong untuk menulis dan memublikasikan gagasannya sejak dini," tegasnya.
Setelah sambutan, Kepala Pusat Publikasi dan Penerbitan, Suhartina, M.Pd., memaparkan isi pedoman. Ia menjelaskan bahwa tugas akhir berbasis publikasi mencakup empat jenis luaran: artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah bereputasi, makalah yang terbit dalam prosiding internasional, buku ber-ISBN, serta Teknologi Tepat Guna yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Setelah pemaparan substansi pedoman, para peserta FGD mulai menanggapi dan mengajukan pertanyaan kritis terkait implementasi teknis dan akademik dari skema ini. Diskusi yang dipandu oleh Zulfikar Busrah berlangsung aktif. Salah satu pertanyaan disampaikan oleh Sulvinajayanti, Kepala Pusat Akreditasi, yang mempertanyakan prosedur ujian terbuka:
“Apakah dengan adanya ujian terbuka ini, maka munaqasyah tetap dilaksanakan atau tidak?” ujarnya. Ia juga menyarankan agar standar jurnal untuk luaran artikel ilmiah dinaikkan dari SINTA 6 menjadi minimal SINTA 4.
Usulan ini langsung diamini oleh Dekan FEBI, Prof. Dr. Muzdalifa Muhammadun, M.Ag.,"Ya, ini agar luaran publikasi ini semakin berkualitas. Kita semua tahu kalau sinta 6 terlalu mudah," ujarnya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Suhartina menegaskan bahwa ujian terbuka adalah pengganti munaqasyah dalam skema ini.
“Mahasiswa yang menempuh jalur publikasi tidak lagi mengikuti munaqasyah tertutup. Ujian terbuka ini adalah bentuk apresiasi terhadap capaian ilmiah mereka,” jelasnya.
Sekretaris LP2M, Dr. Muhammad Majdy Amiruddin, menambahkan bahwa hadirnya pedoman ini tidak dimaksudkan untuk mempersulit mahasiswa, tetapi justru memberikan alternatif penyelesaian studi yang lebih bermakna dan terukur.
“Skema ini membuka ruang baru bagi mahasiswa untuk lebih aktif berkontribusi pada literatur ilmiah. Ini adalah bagian dari transformasi budaya akademik kita,” katanya.
Sementara itu, Ketua LP2M IAIN Parepare, Dr. Muhammad Haramain, menekankan bahwa pelaksanaan skema ini tetap harus dikawal dengan standar mutu dan tata kelola yang baik.
“Kita mendorong percepatan studi mahasiswa, tapi tetap dengan sistem yang terstandar dan terkontrol. Publikasi ilmiah harus menjadi bagian dari habitus akademik, bukan sekadar jalan pintas,” tegasnya.
Ketua LPM, Muhammad Qadaruddin, turut memberi pandangan bahwa reward bagi mahasiswa yang bisa lulus lebih cepat melalui jalur publikasi merupakan langkah positif. Namun, ia menekankan perlunya pengetatan kriteria bagi dosen pembimbing dan penguji agar mutu akademik tetap terjaga.
"Kualitas pembimbing dan penguji adalah kunci. Fleksibilitas harus dibarengi dengan selektivitas," katanya.
FGD daring ini berlangsung hingga pukul 22.00 Wita dan ditutup oleh Rektor IAIN Parepare yang kembali menegaskan urgensi penyempurnaan pedoman.
“Saya minta setelah FGD ini, tim segera menyempurnakan pedoman dan melengkapi SOP agar bisa segera ditetapkan dan disosialisasikan kepada mahasiswa,” tutupnya.
Pedoman Tugas Akhir Berbasis Publikasi ini akan segera direvisi berdasarkan hasil diskusi, ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor, dan disosialisasikan sebagai panduan resmi di lingkungan IAIN Parepare.