LP2M IAIN Parepare---Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Posko 10 IAIN Parepare melaksanakan seminar kewirausahaan bertema “Meningkatkan Nilai Ekonomi Bawang Merah Melalui Inovasi dan Kewirausahaan”. Kegiatan ini digelar di Posko KKN Mandiri Desa Janggurara, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, dan diikuti oleh 57 peserta yang terdiri dari petani, pelaku UMKM, tokoh masyarakat, serta warga setempat yang terlaksana pada Jumat, 1 Agustus 2025
Seminar ini lahir dari potensi besar Desa Janggurara dalam sektor pertanian bawang merah. Selama ini, masyarakat masih cenderung menjual hasil panen dalam bentuk mentah, sehingga nilai jualnya relatif rendah dan sangat dipengaruhi harga pasar. Melalui seminar ini, mahasiswa KKN ingin memperkenalkan cara pengelolaan bawang merah menjadi produk bernilai tambah, seperti bawang goreng kemasan, bumbu siap pakai, hingga inovasi produk kuliner berbahan dasar bawang merah.
Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Janggurara yang menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KKN karena telah berinisiatif menghadirkan kegiatan yang bermanfaat langsung bagi perekonomian warga. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan visi desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan potensi lokal. “Semoga kegiatan ini menjadi pintu masuk berkembangnya usaha olahan bawang merah di desa kita,” ujarnya.
Materi inti seminar dibawakan oleh salah satu narasumber, Kakanda Irfan, yang menekankan pentingnya inovasi dalam dunia usaha pertanian. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan hasil panen menjadi produk olahan dapat meningkatkan pendapatan petani hingga dua kali lipat. “Kunci keberhasilan ada pada kualitas produk, kemasan yang menarik, dan pemasaran yang tepat sasaran,” ungkapnya di hadapan peserta. Pernyataan ini mendapat sambutan antusias dari warga yang selama ini masih menjual hasil panen dalam bentuk tradisional.
Selain pemaparan materi, seminar ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab interaktif. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan terkait strategi pemasaran, teknik pengemasan produk, hingga akses ke pasar yang lebih luas. Mahasiswa KKN bersama narasumber memberikan jawaban praktis, termasuk pentingnya memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan memperkenalkan produk lokal ke pasar regional bahkan nasional.
Tidak hanya teori, acara juga menghadirkan demonstrasi sederhana tentang cara mengolah bawang merah menjadi bawang goreng siap jual. Peserta diperlihatkan proses pemilihan bawang, teknik penggorengan agar hasilnya renyah, serta cara pengemasan yang higienis. Momen ini menjadi daya tarik tersendiri karena sebagian besar peserta terlihat antusias mencoba langsung dan mencatat detail proses pengolahan.
Kegiatan berjalan dengan lancar berkat kerja sama yang baik antara mahasiswa KKN Mandiri Posko 10 dengan Pemerintah Desa Janggurara, serta dukungan penuh masyarakat setempat. Kehadiran tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda juga memperkuat suasana kekeluargaan dalam acara. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat dapat diterima dengan baik ketika dilaksanakan secara kolaboratif.
Di akhir acara, Kepala Desa Janggurara kembali menegaskan harapannya agar ilmu yang diperoleh dari seminar tidak berhenti pada tataran wacana, melainkan benar-benar dipraktikkan. “Kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan pengetahuan ini untuk menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan, sehingga Desa Janggurara bisa dikenal bukan hanya sebagai penghasil bawang merah mentah, tetapi juga produk olahan yang bernilai tinggi,” pungkasnya.
Bagi mahasiswa KKN, seminar ini menjadi bukti bahwa peran mereka bukan hanya sebagai akademisi yang belajar di bangku kuliah, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Janggurara semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha olahan bawang merah sebagai salah satu jalan menuju kemandirian ekonomi desa.(Fzs/Srh)