تخطي للذهاب إلى المحتوى

Adam Smith sang Bapak Ekonomi Modern yang Terlupakan: Kurikulum Cinta sebagai Penerus Warisan Moral dalam Kapitalisme

Arwin (Ketua Prodi Ekonomi Syariah IAIN Parepare)
27 يوليو 2025 بواسطة
Adam Smith sang Bapak Ekonomi Modern yang Terlupakan: Kurikulum Cinta sebagai Penerus Warisan Moral dalam Kapitalisme
Admin

Adam Smith sering kali dicap sebagai biang keladi kapitalisme yang rakus. Namun, cap ini terlalu tergesa dan jelas menyesatkan. Banyak orang lupa bahwa sebelum menulis The Wealth of Nations (1776), Smith lebih dulu menulis The Theory of Moral Sentiments (1759), sebuah karya yang menekankan pentingnya empati, moralitas, dan peran hati nurani. Dua karya ini sejatinya seperti jiwa dan raga: tak bisa dipisahkan.

Sayangnya, ekonomi modern lebih suka memotong Smith separuh jalan. Ia hanya diingat sebagai penggagas "invisible hand" dan penganjur self-interest, seolah manusia hanyalah mesin penghitung laba. Padahal, Smith justru mengingatkan bahwa kepentingan pribadi harus dibatasi oleh moral, oleh kepekaan terhadap sesama, oleh suara batin sang impartial spectator, pengamat yang tak memihak dalam hati nurani kita.

Di sinilah Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) menawarkan perspektif baru sekaligus koreksi mendalam. Ia bukan sekadar pendekatan pendidikan, melainkan tawaran peradaban: membumikan kembali etika dalam dunia ekonomi. Dalam tradisi Islam, cinta bukan hanya emosi, tapi kekuatan spiritual yang melahirkan keadilan dan kepedulian. Cinta adalah fondasi dari altruisme yang terlembagakan—zakat yang memutus rantai kemiskinan, wakaf produktif yang membangun sekolah dan rumah sakit, serta bisnis yang didorong oleh nilai maslahah untuk kemaslahatan umat.

Konsep self-interest yang bertanggung jawab tak pernah bertentangan dengan Islam. Islam tidak melarang manusia mengejar harta, asal tetap dalam batas keadilan dan tanggung jawab sosial. Harta adalah titipan Tuhan. Pengelolaannya harus berpijak pada amanah, bukan keserakahan.

Bahkan istilah "invisible hand" yang terkenal itu, tidak pernah dimaksudkan Smith sebagai mantra ajaib yang membebaskan pasar dari etika. Ia justru menekankan bahwa tangan tak terlihat itu hanya bekerja dalam kerangka hukum yang adil, masyarakat yang bermartabat, dan pemerintah yang aktif mencegah monopoli serta menjaga pendidikan publik. Kita melihat cerminan ide ini dalam ekonomi Pancasila: jalan tengah yang mengakui pasar, namun tetap menjunjung tinggi peran negara dan nilai-nilai sosial.

Inilah ruang hidup bagi Kurikulum Cinta.

Ia bukan hanya gagasan pendidikan, tapi juga penjaga moralitas pasar. Ia menjadikan pesantren dan madrasah sebagai ladang menanam nilai: amanah, kejujuran, dan keadilan. Nilai-nilai ini tak bisa ditunda, karena dari bangku pendidikanlah akan lahir pelaku ekonomi bermartabat, modal utama menuju generasi emas 2045.

Smith sendiri mengkritik konsumerisme dan akumulasi kapital yang berlebihan. Ia percaya, kesejahteraan sejati tak diukur dari timbunan harta, tapi dari utuhnya kebahagiaan manusia. Dalam bahasa Islam, hal ini terwakili oleh prinsip tawazun (keseimbangan) dan zuhud (tidak tergila-gila dunia). Laba bukan tujuan akhir, melainkan alat untuk meraih falah, kesejahteraan dunia dan akhirat.

Kurikulum Cinta hadir sebagai pengingat, sekaligus pembaharu. Ia menghidupkan kembali ruh Moral Sentiments Smith dalam bahasa spiritual yang lebih dalam dan kontekstual. Ia menjembatani pasar bebas dengan cinta kemanusiaan, membuktikan bahwa keduanya bukan musuh, tapi bisa menjadi sekutu. Asal kekuatan pasar—tangan tak terlihat—digerakkan oleh hati yang terlihat: hati yang penuh cinta, keadilan, dan tanggung jawab transendental.

Dengan begitu, logika pasar tak lagi buta oleh kompetisi, melainkan tercerahkan oleh fastabiqul khairat—semangat berlomba dalam kebaikan. Di titik inilah efisiensi ekonomi tidak lagi bertabrakan dengan keadilan sosial, melainkan menjadi amanah. Amanah yang sering kita salah amanatkan.

Adam Smith sang Bapak Ekonomi Modern yang Terlupakan: Kurikulum Cinta sebagai Penerus Warisan Moral dalam Kapitalisme
Admin 27 يوليو 2025
شارك هذا المنشور
علامات التصنيف
الأرشيف