تخطي للذهاب إلى المحتوى

Riset: Kolaborasi Penta Helix Mampu Tingkatkan Relevansi Pendidikan dan Daya Saing Lulusan IAIN Parepare

26 ديسمبر 2025 بواسطة
Fikruzzamansaleh

Di tengah disrupsi teknologi yang masif dan dinamika pasar kerja yang terus berubah, institusi pendidikan tinggi dihadapkan pada tuntutan untuk memastikan relevansi kurikulum dan kesiapan lulusannya. Lebih dari 50% pekerjaan global diprediksi memerlukan peningkatan keterampilan (reskilling) pada tahun 2030 akibat otomatisasi, digitalisasi, dan ekonomi berbasis pengetahuan. Transformasi ini menuntut perguruan tinggi untuk beradaptasi, bukan hanya secara akademik, tetapi juga dengan ekosistem kemitraan yang lebih luas.


Dalam riset berjudul “Enhancing Educational Relevance and Graduate Employability through the Penta Helix Collaboration Model: A Strategic Approach for Promoting IAIN Parepare” yang dilakukan oleh An Ras Try Astuti, Rezki Fani, Andi Arnita Alimuddin, Sabilawati, dan Sutoyo, terungkap bahwa model kolaborasi Penta Helix merupakan kerangka strategis yang efektif. Model ini, yang mengintegrasikan pemerintah, akademisi, industri, media, dan masyarakat, berpotensi besar untuk meningkatkan relevansi pendidikan serta daya saing lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare di pasar kerja.


Penelitian ini mengadopsi pendekatan metode campuran eksploratori sekuensial, dimulai dengan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Tahap ini diikuti dengan validasi kuantitatif menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS). Temuan riset menunjukkan bahwa kolaborasi terstruktur antar pemangku kepentingan Penta Helix secara signifikan meningkatkan relevansi pendidikan, menyediakan peluang belajar praktis, dan memperkuat kompetensi alumni, terutama melalui program magang, pengembangan keterampilan digital, dan kurikulum adaptif.



Sinergi Lima Aktor Mendukung IAIN Parepare


Model kolaborasi Penta Helix telah menciptakan sinergi positif dalam mempromosikan IAIN Parepare dan memperkuat relevansinya terhadap kebutuhan pasar kerja. Peran industri, misalnya, sangat vital. Perwakilan industri seperti BFI Finance mengungkapkan, “Industri, seperti BFI Finance, dapat secara aktif berkontribusi dengan memberikan umpan balik langsung kepada kampus mengenai kesenjangan keterampilan di kalangan lulusan atau tren pasar kerja di masa depan.” Keterlibatan ini mencakup partisipasi dalam bursa kerja dan program magang, seperti yang dilakukan Bank Syariah Indonesia (BSI) melalui Program Magang MBKM, yang bahkan berujung pada perekrutan karyawan berkinerja tinggi.


Dukungan pemerintah, melalui lembaga seperti PT Jasa Raharja dan PT Telkomsel, juga fundamental. Jasa Raharja secara aktif mendukung program magang mahasiswa, sementara Telkomsel menggarisbawahi kontribusi pemerintah dalam bentuk pendanaan APBN, pengembangan infrastruktur, dan skema beasiswa. Dukungan ini sejalan dengan kebijakan nasional Kampus Merdeka, yang mendorong kolaborasi universitas-industri dan penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja regional dan nasional.


Media juga memainkan peran penting dalam meningkatkan visibilitas institusi. Media mahasiswa IAIN Parepare, Redline, dan mitra media lokal secara aktif meliput acara, menerbitkan publikasi bersama, dan menyelenggarakan pelatihan jurnalistik. Mereka menekankan pentingnya narasi positif tentang alumni sukses. “Banyak alumni lembaga keagamaan yang sukses, namun kurang terekspos. Media harus menyoroti kisah-kisah sukses ini,” jelas seorang perwakilan media, menunjukkan upaya untuk memperkuat reputasi institusi dan visibilitas publik.


Partisipasi masyarakat, khususnya komunitas UMKM, tercermin dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan, seminar, mentoring, dan bursa kerja di kampus. Keterlibatan ini tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan, tetapi juga meningkatkan visibilitas universitas dalam ekonomi lokal. Seorang informan menuturkan, “Komunitas UMKM telah terlibat dalam beberapa kegiatan kampus seperti pelatihan kewirausahaan, seminar, dan mentoring.”



Kualitas Lulusan: Kekuatan Etika, Tantangan Digital


Secara umum, mitra industri memandang lulusan IAIN Parepare secara positif. BFI Finance mencatat, “Secara umum, lulusan memiliki integritas, etos kerja, dan pengetahuan dasar yang kuat.” Namun, mereka juga mengidentifikasi adanya kesenjangan dalam keterampilan digital, pengetahuan produk keuangan, dan kemahiran perangkat lunak. Temuan ini diperkuat oleh SIMGROUP, yang menyatakan bahwa lulusan menunjukkan disiplin, adaptasi, dan keterampilan interpersonal yang kuat, menjadikan mereka cocok untuk posisi berorientasi layanan.


BSI Parepare juga menghargai etika dan moralitas lulusan yang kuat, yang sangat penting untuk operasional perbankan syariah. Namun, mereka menekankan perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang produk dan regulasi keuangan syariah yang kompleks. Hasil wawancara menunjukkan keselarasan parsial antara kompetensi lulusan dan ekspektasi pemberi kerja. Kompetensi teknis, khususnya literasi digital, analisis data, dan pemahaman sistem keuangan, masih menjadi area yang perlu ditingkatkan, membuka peluang untuk integrasi kurikulum-industri yang lebih kuat.


Adaptabilitas lulusan menjadi aset utama. PNM menyoroti bahwa banyak alumni sukses berkarya di bidang yang tidak terkait dengan latar belakang akademik mereka, menunjukkan adaptabilitas yang kuat. “Alumni yang berkembang dan sukses sering bekerja di bidang yang tidak terkait dengan latar belakang akademik mereka,” jelas perwakilan PNM. Ini menunjukkan bahwa soft skill seperti komunikasi, integritas, dan kerja tim adalah aset utama dalam kemampuan kerja. Komunitas UMKM juga menekankan bahwa mahasiswa memiliki potensi besar, namun membutuhkan lebih banyak paparan praktis. “Mahasiswa memiliki potensi besar—mereka hanya membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk berlatih dan terlibat langsung di lapangan,” kata seorang informan, menyoroti pentingnya pengalaman langsung untuk mengembangkan kreativitas dan kelincahan yang dibutuhkan di pasar kerja modern.



Peran Teknologi Digital dalam Membangun Jembatan ke Industri


Pemanfaatan teknologi digital menjadi elemen sentral dalam operasi industri modern. BFI Finance, WOM Finance, dan BSI Finance Parepare menekankan bahwa kompetensi digital—seperti literasi data, kemahiran dalam platform administrasi digital, dan penguasaan perangkat lunak profesional—merupakan keterampilan fundamental bagi lulusan universitas. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum IAIN Parepare melalui pembelajaran berbasis industri, sistem informasi keuangan, dan proyek digital yang memberikan pengalaman kerja berbasis teknologi kepada mahasiswa.


Selain itu, kompetensi digital berfungsi sebagai infrastruktur strategis dalam model Penta Helix, memungkinkan koneksi sistematis antara akademisi, industri, media, dan masyarakat melalui platform digital institusional dan media sosial. Digitalisasi tidak hanya penting bagi industri besar tetapi juga bagi layanan publik, telekomunikasi, dan usaha mikro. Meskipun keterampilan digital teknis sangat penting, kompetensi interpersonal—seperti komunikasi profesional, adaptasi, etos kerja, dan ketahanan di bawah tekanan—tetap esensial untuk kesiapan tenaga kerja. Transformasi digital di IAIN Parepare perlu dilengkapi dengan penguatan soft skill dan nilai-nilai etika Islam, serta integrasi inisiatif kampus digital dengan pembelajaran berbasis praktik, kemitraan industri, dan optimasi media digital.



Mengatasi Hambatan, Meraih Peluang Kolaborasi


Implementasi model Penta Helix di IAIN Parepare menghadapi tantangan struktural, terutama terkait konsistensi kolaborasi, kesenjangan teknologi, dan kapasitas aktor untuk memberikan dukungan berkelanjutan. Komunikasi antar pemangku kepentingan masih bersifat episodik dan belum terintegrasi ke dalam kerangka kolaborasi yang sistematis dan berkelanjutan. Tantangan lainnya meliputi fasilitas praktikum yang terbatas, partisipasi masyarakat yang rendah, serta kesenjangan dalam kompetensi pemasaran digital, administrasi modern, dan analisis data mahasiswa.


Namun, ada peluang besar melalui keterlibatan aktif dengan industri, UMKM, pemerintah, dan media dalam mendukung ekosistem Penta Helix. Para pemangku kepentingan bersedia berkolaborasi melalui program magang, pelatihan digital, mentoring, studi kasus dunia nyata, dan pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi. Rekomendasi untuk mendirikan program studi berbasis IT dan mengoptimalkan fasilitas seperti Mini Syariah Bank menunjukkan bahwa transformasi kurikulum dapat meningkatkan relevansi pendidikan dan memperluas prospek karier mahasiswa.


Ketika digabungkan dengan tata kelola kolaborasi yang sistematis—melalui agenda tahunan, platform koordinasi digital, dan evaluasi lintas pemangku kepentingan—model Penta Helix dapat secara strategis meningkatkan daya tarik universitas, memperkuat daya saing lulusan, dan mempercepat adaptasi IAIN Parepare terhadap dinamika pasar kerja digital. Dengan demikian, institusi pendidikan tinggi Islam dapat memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan sosial-ekonomi kontemporer melalui lulusan yang memiliki daya saing ganda: berlandaskan nilai-nilai Islam dan cakap secara profesional di lingkungan digital-ekonomi.



Identitas Riset

Judul: Enhancing Educational Relevance and Graduate Employability through the Penta Helix Collaboration Model: A Strategic Approach for Promoting IAIN Parepare

Peneliti: An Ras Try Astuti, Rezki Fani, Andi Arnita Alimuddin, Sabilawati, Sutoyo

Institusi: IAIN Parepare

Tahun: 2025


Daftar Pustaka

Jaelani, Aan. 2019. 'Triple Helix Sebagai Model Bagi Inovasi Pendidikan Tinggi: Analisis Logika Kelembagaan Dalam Pengembangan Kewirausahaan Dan Ekonomi'. Al Amwal ( Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah), 11.1: 121–38.