Skip to Content

Sama-sama Lulus atau Bersama-sama Lulus: Pertanyaan Memantik yang Menggugah (Refleksi Kedisiplinan, Kebersamaan, dan Rasa Syukur dalam LATSAR CPNS Gelombang III Tahun 2025)

Hamzah (Peserta LATSAR CPNS Gel. III Angk. XXI Tahun 2025, Unit Kerja Pascasarjana IAIN Parepare)
August 14, 2025 by
Sama-sama Lulus atau Bersama-sama Lulus: Pertanyaan Memantik yang Menggugah (Refleksi Kedisiplinan, Kebersamaan, dan Rasa Syukur dalam LATSAR CPNS Gelombang III Tahun 2025)
Hamzah Aziz


Waktu menunjukkan pukul 13:30 siang, kelas sesi materi kedua sudah akan dimulai. Usai pelaporan oleh ketua angkatan XXI, Hamzah CPNS dari Unit Kerja Pascasarjana IAIN Parepare, dan ditutup dengan Doa belajar, suasana ruang Zoom Meeting Latsar CPNS terasa penuh antusias. Beberapa wajah tampak tersenyum sumringah, ada yang sersan (serius tapi santai), ada pula yang terlihat sercan (serius menyiapkan catatan). Meski berjauhan secara fisik, suasana kebersamaan terasa kental. 

Sebuah Pertanyaan Memantik yang Menggugah

Di tengah perkenalan dan arahan awal, Coach Dr. Tri Karyanto dari BDK Makassar tiba-tiba melontarkan pertanyaan singkat namun memantik diskusi pada sesi materi "Dinamika Kelompok":

“Apa yang Anda inginkan dari Latsar CPNS ini? 1. Sama-sama lulus, 2. Bersama-sama lulus, 3. Lulus tapi remedial, atau 4. Tidak lulus.”

Jawaban para peserta terbagi, namun mayoritas condong pada pilihan nomor 2 bersama-sama lulus. Hasilnya, dari 40 peserta, 18 memilih “sama-sama lulus” dan 22 memilih “bersama-sama lulus”. Sekilas ini tampak seperti permainan kata, meski sepintas serupa. Sesungguhnya ia adalah refleksi filosofi yang dalam tentang perbedaan antara hanya mencapai hasil, dan mencapai hasil dengan menjaga kebersamaan dalam proses.  

Pertanyaan Coach Tri bukan sekadar basa-basi, melainkan pintu masuk untuk memahami hakikat kebersamaan dalam pembelajaran. “Sama-sama lulus” menekankan kesamaan hasil, sedangkan “bersama-sama lulus” menekankan proses kolektif: saling menjaga, saling menyemangati, dan memastikan tidak ada yang tertinggal di belakang.

Kedisiplinan sebagai Fondasi Kebersamaan

Pesan ini relevan dengan tujuan utama Latsar yaitu menata kedisiplinan ASN sejak dini. Disiplin bukan hanya kepatuhan pada jadwal atau aturan, tetapi juga keteraturan sikap, konsistensi kinerja, dan integritas moral. Dalam kerangka bersama-sama lulus, kedisiplinan menjadi pilar kokoh agar semua bergerak dalam ritme yang sama. Tanpa disiplin, kebersamaan hanya menjadi slogan; akan ada yang tertinggal atau melambat sehingga tujuan kolektif terhambat.

Dalam dunia birokrasi modern, keberhasilan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak hanya diukur dari pencapaian pribadi, melainkan dari kontribusi terhadap keberhasilan kolektif. Pesan “Sama-sama lulus, atau bersama-sama lulus” yang disampaikan oleh Coach Dr. Tri dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Makassar dalam kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) ASN, menjadi refleksi yang tepat untuk memahami perbedaan antara orientasi hasil individual dan orientasi proses kolektif.

Secara semantik, sama-sama lulus berarti dua atau lebih individu mencapai hasil yang sama, yakni kelulusan, meskipun prosesnya bisa berbeda-beda. Paradigma ini mengakui keberhasilan bersama, namun tidak menuntut adanya interaksi atau keterkaitan proses antarindividu.

Sebaliknya, bersama-sama lulus menekankan pada kesamaan proses dan kebersamaan perjalanan menuju hasil. Dalam paradigma ini, keberhasilan tidak hanya dilihat dari hasil akhir, melainkan dari cara keberhasilan itu dicapai yakni melalui kolaborasi, penuh kedisiplinan, saling menguatkan, dan solidaritas. 

Dalam konteks ASN, paradigma kedua memiliki relevansi lebih kuat. ASN bekerja dalam sistem birokrasi yang saling bergantung. Keberhasilan unit kerja, lembaga, bahkan kementerian, ditentukan oleh sejauh mana individu di dalamnya dapat bekerja bersama, saling melengkapi kompetensi, dan menjaga irama kerja yang sama. 

Dalam konteks Latihan Dasar (Latsar), filosofi ini sangat tepat. Latsar tidak hanya menguji pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk disiplin sebagai fondasi etos kerja ASN. Disiplin adalah jembatan yang menghubungkan potensi diri dengan pencapaian nyata, sekaligus penanda bahwa setiap individu mampu menjaga konsistensi kinerja dalam kebersamaan tim.

Menginternalisasi Nilai BerAKHLAK

Kementerian PAN-RB melalui Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 20 Tahun 2021 menetapkan Core Values ASN dengan akronim BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa” sebagai semboyan pengabdian ASN kepada masyarakat dan negara. Kementerian Agama menginternalisasi nilai-nilai tersebut sebagai bagian dari pembinaan ASN di lingkungannya. Nilai ini bukan sekadar slogan birokrasi, melainkan kompas moral dan profesional yang menuntun perilaku dan kinerja ASN.  

Bagi peserta Latsar, BerAKHLAK adalah wujud konkret dari bersama-sama lulus. Misalnya, sikap harmonis dan kolaboratif mengajarkan untuk saling membantu saat ada rekan yang kesulitan memahami materi; orientasi pelayanan menumbuhkan kesadaran bahwa setiap ilmu yang diperoleh adalah bekal untuk melayani masyarakat. Dengan demikian, kelulusan tidak lagi sekadar formalitas administratif, tetapi transformasi sikap dan perilaku yang berkelanjutan.

Syukur di Tengah Perjalanan 80% Menuju ASN Penuh

Latsar bagi CPNS bukan awal perjalanan, melainkan fase akhir menuju pengangkatan sebagai ASN penuh, sekitar 80% proses telah dilalui. Artinya, peserta tidak lagi berada dalam fase seleksi yang penuh ketidakpastian, tetapi dalam tahap pemantapan kompetensi, etika, dan karakter. 

Mengikuti Latsar di tahap ini adalah sebuah nikmat yang layak disyukuri. Dengan status ASN yang sudah mencapai ±80% dari tahapan akhir, setiap peserta Latsar seharusnya merasa ringan, bukan terbebani. Allah SWT mengingatkan dalam QS. Ar-Rahman, “Fa bi ayyi alaa’i Rabbikuma tukadzdziban: maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Kesempatan untuk belajar, membentuk karakter, dan memperkuat kedisiplinan adalah bagian dari nikmat itu. 

Dari Latsar Menuju ASN Paripurna

Pertanyaan Coach Tri sesungguhnya adalah refleksi: apakah kita hanya ingin meraih hasil yang sama, atau ingin mencapai keberhasilan dengan semangat kebersamaan? Latsar mengajarkan bahwa keberhasilan ASN bukan hanya ditentukan oleh kompetensi individu, tetapi juga oleh kemampuan membangun harmoni tim, menjaga disiplin, dan menumbuhkan rasa syukur.

“Bersama-sama lulus” berarti kita menginjak garis akhir tanpa meninggalkan siapa pun, dengan integritas yang terjaga dan akhlak yang tertata. Jika nilai ini terus terpelihara setelah Latsar, maka ASN Indonesia akan semakin siap menghadapi tuntutan zaman, memberikan pelayanan publik yang berkualitas, dan menjadi teladan bagi masyarakat.

Merdeka Indonesiaku, Terima kasih Negaraku

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 80 Tahun


Sama-sama Lulus atau Bersama-sama Lulus: Pertanyaan Memantik yang Menggugah (Refleksi Kedisiplinan, Kebersamaan, dan Rasa Syukur dalam LATSAR CPNS Gelombang III Tahun 2025)
Hamzah Aziz August 14, 2025
Share this post
Archive