Skip to Content

Menuju Kampus Unggul Berkelanjutan

Dr. Sulvinajayanti, S.Kom., M.I.Kom.
December 15, 2025 by
Menuju Kampus Unggul Berkelanjutan
Tim Editor LP2M IAIN Parepare

Akreditasi bukan sekadar label administratif. Ia adalah indikator kepercayaan publik terhadap konsistensi, kepemimpinan, dan daya tahan sebuah perguruan tinggi dalam merawat mutu. Dalam konteks itulah capaian Akreditasi Perguruan Tinggi Unggul oleh IAIN Parepare patut dibaca sebagai hasil proses panjang, bukan peristiwa yang lahir secara instan.


Fondasi capaian ini dapat ditelusuri sejak 2022, ketika IAIN Parepare mulai mencatatkan program studi terakreditasi Unggul secara berkelanjutan. Dua program studi meraih predikat Unggul pada tahun tersebut, disusul capaian serupa pada 2023, dan meningkat signifikan pada 2024. Puncaknya terjadi pada 2025, ketika lonjakan program studi berakreditasi Unggul semakin nyata. Secara kumulatif, 15 dari 34 program studi telah meraih predikat Unggul, disertai puluhan program studi dengan akreditasi Baik Sekali.


Data ini menegaskan satu hal mendasar: mutu tidak dibangun melalui lompatan sesaat, melainkan melalui akumulasi kinerja akademik yang konsisten. Akreditasi Unggul di tingkat institusi merupakan konsekuensi logis dari penguatan mutu di tingkat program studi. Dengan kata lain, kampus Unggul lahir dari prodi-prodi yang terlebih dahulu unggul.


Capaian tersebut tidak lahir di ruang hampa. Ia ditopang oleh kepemimpinan institusional yang mampu membaca arah perubahan pendidikan tinggi dan menerjemahkannya ke dalam kebijakan yang terukur. Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Hannani, M.Ag., Rektor IAIN Parepare, penguatan mutu diarahkan secara sistematis melalui integrasi visi, tata kelola, dan budaya kerja. Kepemimpinan rektor berperan sebagai penggerak orkestrasi menyatukan pimpinan unit, dosen, tenaga kependidikan, dan sivitas akademika dalam satu irama peningkatan mutu yang berkelanjutan.



Akreditasi juga tidak bisa direduksi semata pada dokumen dan indikator kinerja. Faktor penentu lain yang sering luput dari perhatian publik adalah kekuatan sumber daya manusia akademik. Dalam beberapa tahun terakhir, IAIN Parepare mencatat peningkatan jumlah guru besar hingga mencapai 14 profesor. Angka ini bukan simbol prestise, melainkan penanda bertambahnya kapasitas keilmuan, kepemimpinan akademik, dan legitimasi ilmiah institusi.


Keberadaan guru besar memiliki efek strategis ganda. Di satu sisi, mereka memperkuat ekosistem riset, publikasi, dan jejaring akademik. Di sisi lain, mereka menjadi jangkar reputasi institusi, memastikan bahwa pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berjalan dengan standar keilmuan yang kokoh.


Namun, di tengah pengakuan nasional tersebut, tantangan berikutnya justru kian kompleks. Keunggulan nasional perlu diarahkan pada pengakuan internasional. Karena itu, akreditasi "Unggul" semestinya menjadi landasan untuk melangkah menuju akreditasi dan sertifikasi internasional, baik di tingkat program studi maupun institusi. Langkah ini menuntut penyesuaian kurikulum berstandar global, penguatan riset kolaboratif lintas negara, peningkatan publikasi bereputasi, serta tata kelola akademik yang kompatibel dengan praktik internasional.


Dalam proses menuju pengakuan global itu, belajar dari perguruan tinggi lain menjadi keniscayaan. IAIN Parepare menempatkan diri sebagai bagian dari ekosistem pendidikan tinggi yang lebih luas, membuka ruang pertukaran praktik baik, kemitraan akademik, dan refleksi kelembagaan. Belajar, dalam konteks ini, bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kesadaran institusional untuk terus bertumbuh.


Narasi Unggul IAIN Parepare juga tidak bisa dilepaskan dari nilai yang diusung. "Religius, Moderat, Inovatif, dan Unggul" bukan sekadar jargon kelembagaan, melainkan diterjemahkan ke dalam kebijakan akademik, pengelolaan mutu, serta keberpihakan pada harmoni sosial dan budaya lokal.


Karena itu, akreditasi Unggul seharusnya dipahami sebagai amanah publik, bukan garis akhir. Tantangannya terletak pada kemampuan menjaga agar predikat tersebut hidup dalam praktik sehari-hari di ruang kelas, di laboratorium riset, dalam pengabdian masyarakat, dan dalam tata kelola yang transparan.


Pengalaman IAIN Parepare menunjukkan bahwa kampus di luar pusat-pusat besar pendidikan nasional mampu tumbuh menjadi institusi unggul melalui strategi bertahap, kepemimpinan kolektif, dan kesetiaan pada mutu. Dari 15 program studi Unggul, 14 guru besar, hingga pengakuan institusional tertinggi, satu pesan menjadi jelas: keunggulan yang berkelanjutan hanya mungkin dicapai jika institusi terus belajar dan membuka diri terhadap standar yang lebih tinggi.



“Akreditasi Unggul pada akhirnya bukan tentang status, melainkan tentang konsistensi. Ketika standar dijaga, proses diawasi, dan mutu menjadi budaya bersama, maka keunggulan tidak perlu dikejar sebab ia tumbuh secara alamiah.”


Dr. Sulvinajayanti, S.Kom., M.I.Kom.

Kepala Pusat Pengembangan Standar dan Akreditasi

Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Parepare

Periode 2022–2026