Skip to Content

Riset: Keberagaman Gender dan Independensi Bersama Kerek Kinerja Pasar Bank Syariah

December 26, 2025 by
Fikruzzamansaleh

Perbankan syariah di Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menghadapi medan persaingan yang kian ketat. Di tengah ambisi untuk menjadi pemain global, sektor ini tak hanya dituntut patuh pada prinsip syariah, tetapi juga harus membuktikan kinerja pasar yang solid. Namun, seberapa jauh struktur tata kelola internal, khususnya Dewan Pengawas Syariah (DPS), mampu memengaruhi daya saing dan kepercayaan investor? Pertanyaan ini menjadi krusial, mengingat DPS adalah benteng utama kepatuhan syariah dan integritas lembaga keuangan Islam.


Dalam riset berjudul "Gender Diversity Dan Independensi Dewan Pengawas: Dampaknya Terhadap Kinerja Pasar Bank Syariah Di Indonesia" yang dilakukan oleh Andi Ayu Frihatni, Abdul Hamid, Nur Aeni, dan Hasfriani Mardatillah dari Institut Agama Islam Negeri Parepare, terungkap bagaimana dua elemen penting dalam tata kelola—keberagaman gender dan independensi DPS—berinteraksi dan memengaruhi performa pasar bank syariah di Indonesia. Penelitian ini menganalisis data bank syariah dari tahun 2014 hingga 2024, menggunakan pendekatan kuantitatif regresi data panel untuk mengungkap dinamika kompleks di baliknya.


Keberagaman Gender: Perspektif Baru dalam Pengawasan Syariah


Peneliti menemukan bahwa keberagaman gender secara individual memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pasar bank syariah. Ini berarti, semakin tinggi representasi perempuan dalam dewan pengawas syariah, semakin baik pula persepsi pasar terhadap kualitas tata kelola bank tersebut. Temuan ini selaras dengan pandangan bahwa inklusi gender membawa perspektif yang lebih luas, inovasi, dan pengambilan keputusan yang lebih berkualitas.


Sebagai contoh, kehadiran perempuan dalam DPS dapat memperkaya diskusi dengan sudut pandang yang lebih holistik, tidak melulu berorientasi pada profit, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial, etika, dan keberlanjutan. Ini sangat relevan dalam konteks perbankan syariah yang menuntut kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah yang komprehensif. Dalam metafora sederhana, sebuah tim yang hanya terdiri dari satu jenis suara mungkin melewatkan nuansa penting. Penambahan suara perempuan dapat diibaratkan menambahkan warna baru pada palet, menghasilkan keputusan yang lebih kaya dan berimbang.


Andi Ayu Frihatni dan timnya menjelaskan, "Peningkatan keterwakilan gender dalam dewan pengawas syariah berkontribusi pada peningkatan nilai pasar bank syariah karena pasar cenderung mengapresiasi tata kelola yang lebih inklusif dan efektif." Hal ini juga didukung oleh Teori Agensi, di mana perempuan dalam posisi pengawasan cenderung lebih hati-hati dan kolaboratif, mengurangi perilaku oportunistik manajemen, serta meningkatkan fungsi monitoring.


Independensi DPS: Antara Formalitas dan Realitas


Menariknya, riset ini menunjukkan bahwa independensi Dewan Pengawas Syariah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar bank syariah. Meskipun independensi DPS merupakan pilar penting dalam tata kelola syariah yang diatur regulasi, temuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara independensi formal dan efektivitas aktual di lapangan.


Independensi DPS, yang diukur dari proporsi anggota independen, seharusnya menjadi jaminan objektivitas dalam pengawasan kepatuhan syariah. Namun, pasar tampaknya belum sepenuhnya menerjemahkan independensi formal ini sebagai sinyal kuat yang memengaruhi penilaian mereka terhadap bank. Ini bisa terjadi jika independensi hanya sebatas "di atas kertas" tanpa didukung oleh kualitas pelaksanaan pengawasan yang kuat, kompetensi anggota yang memadai, atau transparansi yang kurang.


Peneliti menggarisbawahi, "Meskipun independensi adalah prasyarat penting dalam tata kelola syariah, dalam konteks penelitian ini, peranannya belum cukup kuat dalam memengaruhi persepsi pasar terhadap kinerja lembaga perbankan syariah." Ini menyoroti bahwa pasar mungkin belum sepenuhnya melihat DPS sebagai aktor strategis yang transparan dalam pengambilan keputusan, atau mungkin ada faktor eksternal lain yang lebih dominan memengaruhi persepsi investor.


Sinergi Tata Kelola: Kombinasi Kunci Kinerja Pasar Optimal


Meskipun independensi DPS tidak signifikan secara parsial, kombinasi antara keberagaman gender dan independensi DPS secara simultan terbukti berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pasar bank syariah. Ini adalah temuan krusial yang mengindikasikan bahwa efektivitas pengawasan tidak bisa hanya bergantung pada satu elemen, melainkan pada sinergi berbagai dimensi tata kelola.


Sebagaimana layaknya orkestra yang membutuhkan berbagai instrumen untuk menghasilkan harmoni, tata kelola yang efektif memerlukan kombinasi elemen-elemen yang saling melengkapi. Keberagaman gender membawa variasi perspektif dan nilai, sementara independensi memastikan objektivitas dalam pengambilan keputusan. Ketika keduanya bersinergi, mereka memperkuat kualitas pengawasan yang dihargai oleh pasar. Pasar modal syariah, yang sangat peka terhadap reputasi dan kepatuhan syariah, merespons positif kombinasi ini sebagai indikator tata kelola yang kuat.


"Kombinasi keberagaman gender dan independensi dewan pengawas merupakan indikator tata kelola yang kuat, yang berdampak pada persepsi investor dan peningkatan nilai saham," jelas tim riset. Ini menegaskan bahwa bank syariah yang ingin meningkatkan kinerja pasarnya harus fokus pada penguatan struktur DPS yang tidak hanya inklusif secara gender, tetapi juga benar-benar independen dalam praktiknya.


Temuan ini membawa implikasi signifikan bagi otoritas regulasi dan manajemen bank syariah. Bank syariah di Indonesia perlu secara proaktif meningkatkan representasi perempuan dalam Dewan Pengawas Syariah mereka, bukan hanya sebagai pemenuhan kuota, tetapi sebagai strategi fundamental untuk memperkaya perspektif dan meningkatkan kualitas pengawasan. Ini dapat diwujudkan melalui kebijakan rekrutmen yang lebih inklusif dan program pengembangan kepemimpinan bagi perempuan.


Lebih lanjut, independensi DPS harus diperkuat tidak hanya secara formal, tetapi juga dalam praktik. Otoritas terkait perlu mengevaluasi dan memperkuat mekanisme akuntabilitas, transparansi, serta memastikan kompetensi anggota DPS. Pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, dan sistem pelaporan yang akuntabel akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa independensi DPS benar-benar mampu mendorong kinerja pasar yang lebih baik. Dengan demikian, perbankan syariah dapat membangun fondasi tata kelola yang kokoh, adaptif terhadap nilai-nilai kontemporer, dan mampu memenangkan kepercayaan investor serta masyarakat luas.


identitas Riset

Judul: Gender Diversity Dan Independensi Dewan Pengawas: Dampaknya Terhadap Kinerja Pasar Bank Syariah Di Indonesia

Peneliti: Andi Ayu Frihatni, Abdul Hamid, Nur Aeni, Hasfriani Mardatillah

Institusi: IAIN Parepare

Tahun: 2022


DAFTAR PUSTAKA

Adams, R. B., & Ferreira, D. (2009). Women in the boardroom and their impact on governance and performance. Journal of Financial Economics, 94(2), 291–309.