Skip to Content

Riset: Modul Digital Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis OBE

December 9, 2025 by
Fikruzzamansaleh

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah fondasi krusial bagi perkembangan generasi mendatang. Namun, di era digital ini, apakah metode pembelajaran konvensional masih relevan? Banyak institusi pendidikan tinggi menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan teknologi dan kurikulum yang dinamis, seperti Outcome-Based Education (OBE), ke dalam proses belajar-mengajar. Kesenjangan ini seringkali membuat materi pelajaran terasa kaku dan kurang menarik bagi mahasiswa, terutama di program studi yang berfokus pada pendidikan anak.


Dalam riset berjudul “Implementation of Learning Modules Digital-Based On Early Childhood Islamic Education Study Program” yang dilakukan oleh Novita Ashari, Tri Ayu Lestari Natsir, St. Hajar Dilla AT, dan Nurzhafirah dari IAIN Parepare, sebuah solusi inovatif diusulkan: pengembangan modul pembelajaran berbasis digital yang selaras dengan kurikulum OBE.


Transformasi Pembelajaran di Era Digital


Perkembangan teknologi telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental. Modul pembelajaran konvensional, yang seringkali berupa cetakan terbatas dan tidak fleksibel, kini dianggap usang. Peneliti menemukan bahwa modul lama di Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) IAIN Parepare masih belum memiliki komponen lengkap, seperti capaian pembelajaran, tes formatif, rubrik, dan kriteria penilaian yang memadai. Keterbatasan ini menghambat mahasiswa untuk belajar mandiri dan dosen untuk menyediakan materi yang relevan secara daring.


Tantangan ini semakin diperparah dengan tuntutan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang kini beralih ke pendekatan Outcome-Based Education (OBE). Dosen kesulitan memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi jika harus mengandalkan modul cetak yang tidak mendukung pembelajaran daring. Mahasiswa cenderung lebih tertarik pada media berbasis teknologi yang interaktif dibandingkan materi cetak, sebuah temuan yang diperkuat oleh riset Mangasak & Gasong (2025). Oleh karena itu, kebutuhan akan modul digital yang terintegrasi dengan OBE menjadi sangat mendesak.


Merancang Modul Interaktif untuk Masa Depan


Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim peneliti mengadopsi model pengembangan 4D (Define, Design, Develop, Disseminate). Tahap Design menjadi krusial dalam merancang cetak biru modul digital. Peneliti menyusun struktur modul yang komprehensif, mencakup identitas mata kuliah, pendahuluan, capaian pembelajaran (CPL/CPMK) yang selaras dengan OBE, aktivitas pembelajaran, deskripsi materi, latihan, ringkasan, tes formatif, rubrik penilaian, kriteria asesmen, hingga daftar pustaka.


Inovasi utama terletak pada integrasi elemen multimedia. Materi disajikan dalam bentuk teks, ilustrasi gambar edukatif, video pembelajaran dalam format kode batang (barcode), dan latihan interaktif yang dapat diakses secara daring. Desain modul ini tidak hanya sekadar memindahkan teks ke format digital, tetapi juga mengacu pada prinsip-prinsip desain instruksional, termasuk prinsip koherensi (menghilangkan informasi tidak perlu), sinyal (menekankan poin penting), kontiguitas (kedekatan teks dan gambar), dan segmentasi (membagi materi menjadi unit-unit kecil yang mudah dipahami). Hasilnya adalah prototipe modul digital yang siap untuk dikembangkan lebih lanjut.


Validasi Ahli dan Uji Coba Lapangan


Tahap Develop melibatkan pengembangan prototipe modul digital berdasarkan cetak biru yang telah dibuat. Modul ini kemudian melewati proses validasi ahli yang ketat. Para ahli media dan teknologi pendidikan mengevaluasi modul berdasarkan aspek desain visual, tipografi, keterbacaan, alur konten, organisasi struktur media, dan interaktivitas digital. Setiap aspek memiliki beberapa indikator, dengan total 14 indikator penilaian.


Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan mencapai skor rata-rata 3.32, masuk dalam kategori “baik” dan dinyatakan layak digunakan dengan sedikit revisi. Masukan dari para ahli berfokus pada peningkatan kualitas visual digital, tata letak tipografi, dan interaktivitas. Setelah revisi, modul diujicobakan secara terbatas kepada 30 mahasiswa semester pertama PIAUD untuk mengukur kepraktisan dan kepuasan pengguna. Pengujian ini penting untuk memastikan modul tidak hanya valid secara akademis, tetapi juga efektif dalam konteks pembelajaran nyata (Marlena et al., 2022).


Dampak Nyata pada Peningkatan Hasil Belajar


Tahap Disseminate adalah fase penyebaran modul digital kepada pengguna target, yaitu dosen dan mahasiswa Program Studi PIAUD. Pada tahap awal, modul didistribusikan kepada 22 mahasiswa semester tiga dan 19 mahasiswa semester lima untuk uji coba dalam situasi pembelajaran tatap muka. Akses modul diberikan melalui situs web program studi, mengatasi keterbatasan modul cetak.


Peneliti mengumpulkan data melalui kuesioner respons mahasiswa, wawancara, serta tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Hasil uji coba menunjukkan perubahan signifikan dalam hasil belajar mahasiswa. Untuk Modul Perkembangan Kognitif, nilai rata-rata pre-test adalah 46.96 yang meningkat menjadi 81.74 pada post-test. Uji-t berpasangan (paired t-test) menunjukkan nilai t sebesar -9.111 dengan nilai p 0.000 (kurang dari 0.05), mengindikasikan perbedaan yang sangat signifikan antara hasil sebelum dan sesudah penggunaan modul. Demikian pula, Modul Pengembangan Media Pembelajaran menunjukkan nilai t sebesar -13.880 dengan p 0.000.


Korelasi antara pre-test dan post-test juga kuat, dengan nilai 0.419 untuk Modul Kognitif dan 0.641 untuk Modul Media Pembelajaran, menunjukkan hubungan yang erat. Ukuran efek Cohen’s d sebesar 3.104 menegaskan dampak intervensi yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar. Data ini membuktikan bahwa modul digital tidak hanya efektif meningkatkan interaksi dan mengurangi kendala pembelajaran, tetapi juga berhasil mengintegrasikan RPS berbasis OBE secara digital. Berdasarkan masukan mahasiswa, modul kemudian diubah tampilannya menjadi aplikasi flipbook agar lebih interaktif, sesuai dengan riset Khastini et al. (2023) yang menekankan pentingnya media interaktif.


Masa Depan Pembelajaran Digital PAUD


Keberhasilan modul digital ini membuka jalan bagi transformasi pembelajaran yang lebih luas di pendidikan tinggi, khususnya di program studi PIAUD. Rekomendasi kebijakan yang muncul dari riset ini adalah mendorong adopsi modul digital secara lebih masif, tidak hanya di satu program studi, tetapi juga di berbagai mata kuliah dan institusi lain. Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat memberikan dukungan infrastruktur dan pelatihan bagi dosen untuk mengembangkan dan mengimplementasikan materi pembelajaran digital yang inovatif.


Langkah selanjutnya adalah meneliti dampak jangka panjang modul digital ini terhadap hasil belajar dan retensi informasi mahasiswa. Perlu juga eksplorasi lebih lanjut untuk mengintegrasikan fitur-fitur interaktif yang lebih canggih, seperti kecerdasan buatan atau realitas virtual, guna menciptakan pengalaman belajar yang semakin imersif. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini akan semakin siap menghadapi tuntutan era digital, membentuk generasi pendidik yang adaptif dan kompeten.


*dentitas Riset

Judul: Implementation of Learning Modules Digital-Based On Early Childhood Islamic Education Study Program

Peneliti: Novita Ashari, Tri Ayu Lestari Natsir, St. Hajar Dilla AT, Nurzhafirah

Institusi: IAIN Parepare

Tahun: 2025


Daftar Pustaka

Ashari, N., Natsir, T. A. L., Dilla AT, S. H., & Nurzhafirah. (2025). Implementation of Learning Modules Digital-Based On Early Childhood Islamic Education Study Program. Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak.