LP2M IAIN Parepare---Semangat membangun desa berbasis moderasi beragama, kemandirian pangan, dan pelestarian budaya lokal ditunjukkan melalui kegiatan Seminar Program Kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh mahasiswa IAIN Parepare dan UKI Toraja, Senin (21/7/2025), di Kantor Lembang Madandan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja.
Kegiatan ini menjadi wadah sinergi dua kampus dari latar belakang berbeda yang bersatu demi satu tujuan: membangun desa melalui pendekatan edukatif, kolaboratif, dan inklusif. Seminar dihadiri oleh Kepala Lembang Madandan Bale’ Bu Peda Pekambanan, tokoh adat dan agama, kepala sekolah dari SDN 1 & 3 Rantetayo, SMP Kristen Madandan, SMK Tira, kepala kampung, serta perwakilan jemaat gereja dan masyarakat sekitar.
Di dalam sambutannya, Kepala Lembang menyambut baik kehadiran mahasiswa dan menyampaikan empat isu prioritas pembangunan desa: penanganan stunting, pengelolaan anggaran, persiapan HUT RI ke-80, dan distribusi pupuk untuk petani. “Kami menyambut baik kehadiran mahasiswa karena program-program ini menyentuh kebutuhan riil masyarakat kami,” ujarnya.
Isu lingkungan turut mendapat perhatian. Program pemilahan sampah, Gerakan Jumat Bersih, serta penanaman tanaman pangan lokal dianggap mendukung visi "Toraja Maseroa”, Toraja yang tertib, bersih, dan sejahtera.
Perwakilan SMK Tira, Sampe Baralangi, mendorong agar Madandan dan Rantedada menjadi pusat pembelajaran toleransi dan moderasi beragama. Ia menekankan perlunya konkretisasi nilai-nilai tersebut melalui kolaborasi lintas lembaga, serta mendorong kerja sama dengan BPJPH untuk sertifikasi halal dan revitalisasi Sao Daya sebagai rumah adat sekaligus pusat edukasi.
Ketua KKN IAIN Parepare, Muh. Yusli, menyatakan bahwa mahasiswa membawa semangat pengabdian melalui penguatan ekonomi lokal berbasis pangan, pembelajaran di sekolah, serta bimbingan keagamaan inklusif. “Kami percaya desa bukan sekadar objek pembangunan, melainkan mitra untuk belajar dan tumbuh bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua UKI Toraja menyoroti pentingnya pertanian sehat melalui pemanfaatan pupuk organik dan pemanfaatan lahan sempit untuk tanaman konsumtif. Ia mencontohkan penanaman sayuran dengan media bumbu dapur sebagai alternatif inovatif yang ramah ruang dan lingkungan.
Tenaga pendidik dari berbagai sekolah menyambut baik keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran, bimbingan akademik, dan penguatan ketahanan pangan sekolah. Mereka berharap program tidak berhenti di seminar, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan yang menyentuh dunia pendidikan dasar.
Perwakilan petani dan jemaat gereja juga turut menekankan pentingnya kerukunan antarwarga serta pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan karakteristik tanah Toraja. Kehadiran mahasiswa KKN yang turut mengajar agama Islam di SMP Kristen Madandan menjadi simbol moderasi beragama yang nyata dan saling menghargai.
Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah lembang, dan masyarakat adalah kunci membangun desa yang inklusif dan tangguh. Program-program KKN tahun ini menjadi bukti bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan kekuatan dalam membangun masyarakat yang harmonis, mandiri, dan bermartabat.(Fzs/Srh)