Hari Pahlawan bukan sekadar momentum mengenang perjuangan para pahlawan-pahlawan masa lalu, tetapi kesempatan untuk melakukan muhasabah, evaluasi diri tentang sejauh mana nilai-nilai kepahlawanan itu hidup dalam diri kita hari ini. Dalam perspektif Bimbingan Konseling Islam (BKI), kepahlawanan bukan hanya tentang keberanian di medan perang, tetapi tentang kemampuan seseorang menjalani hidup sesuai nilai-nilai ketauhidan, akhlak, dan tanggung jawab sosial.
Para pahlawan berjuang bukan demi pujian, tetapi demi kemerdekaan bangsa. Dalam Bimbingan Konseling Islam, keikhlasan adalah akar dari semua perilaku terpuji. Seorang yang belajar berbuat baik karena Allah SWT. akan mampu melahirkan sikap-sikap heroik dalam keseharian, membantu sesama, menahan amarah, menjaga integritas, dan menghindari perilaku merugikan.
Salah satu bentuk jihad terbesar adalah mujahadatun nafs perjuangan melawan hawa nafsu. Hari Pahlawan mengingatkan kita bahwa musuh terbesar bukan hanya para penjajah, akan tetapi kelemahan dalam diri: malas, pesimis, iri, tidak jujur, atau mudah menyerah. Bimbingan Konseling Islam mengajarkan bahwa konselor dan konseli sama-sama dipanggil untuk membangun kekuatan mental-spiritual agar mampu menghadapi “penjajah moderen” berupa tekanan psikologis, media negatif, atau gaya hidup instan.
Nilai-nilai seperti amanah, disiplin, dan keberanian adalah karakter yang dijunjung tinggi dalam Islam. Melalui pendekatan konseling, kita diajak menginternalisasi nilai-nilai itu dalam kehidupan nyata: berani mengambil keputusan yang benar, jujur dalam pekerjaan, bertanggung jawab pada keluarga, serta peduli pada lingkungan sosial. Dalam konteks ini, menjadi pahlawan berarti menjadi pribadi yang memberikan manfaat bagi orang lain.
Para pahlawan dahulu mengubah sejarah dengan pengorbanan mereka. Di era sekarang, kepahlawanan dapat diwujudkan melalui peran sederhana namun berdampak: Para Dosen dan guru yang tulus mendidik, orang tua yang membimbing anak dengan cinta, mahasiswa yang rajin belajar, hingga pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial. Bimbingan Konseling Islam memandang setiap individu sebagai khalifah yang memiliki potensi membawa perubahan.
Hari Pahlawan mengajak kita bertanya:
Apakah hidup kita membawa kebaikan bagi orang lain?
Apakah kita sudah berjuang melawan sifat buruk dalam diri?
Apakah kita telah menjadi versi terbaik dari diri kita, sebagaimana Islam mengajarkan?
Jika belum, maka Hari Pahlawan menjadi titik awal untuk memperbaiki niat, sikap, dan perilaku. Kepahlawanan bukan sesuatu yang selesai pada 10 November, tetapi proses panjang membangun kedewasaan spiritual dan sosial.