Judul Buku: Khazanah Lokal Wisdom Bugis
Penulis: Usman, Ahmad Yani, Hasmiah Herawati, Trian Frisman Adisaputra, Sari Hidayati
Editor: Nurhamdah
Penerbit: IAIN Parepare Nusantara Press
Jumlah Halaman: 80 halaman
Tahun Terbit: 2024 (Cetakan I)
ISBN: 978-623-8563-09-8
Sinopsis Buku
Buku Khazanah Lokal Wisdom Bugis mengupas berbagai aspek kebudayaan Bugis yang kaya akan nilai-nilai sosial, tradisi, dan filosofi hidup yang diwariskan secara turun-temurun. Buku ini hadir sebagai upaya mendokumentasikan dan melestarikan kearifan lokal yang mulai tergerus oleh perkembangan zaman.
Bab pertama membahas urgensi pelestarian budaya Bugis di tengah arus globalisasi yang mengancam eksistensi nilai-nilai lokal. Bab kedua menguraikan sistem perkawinan Bugis yang sarat dengan simbol dan tradisi, mulai dari paita (pengamatan awal terhadap calon pasangan), massuro (lamaran), hingga mappasilukang (ritual penyatuan mempelai setelah akad).
Pada bab ketiga, buku ini menjelaskan pappaseng, yakni kumpulan petuah dan ajaran moral dari leluhur Bugis yang menjadi pedoman hidup masyarakat. Konsep utama dalam pappaseng mencakup nilai lempu’ (kejujuran), acca (kecerdasan), getteng (keteguhan prinsip), dan siri’ na pesse (harga diri dan solidaritas). Bab ini juga membahas strategi pewarisan nilai-nilai tersebut agar tetap relevan di era modern.
Bab keempat menyoroti perkembangan mata pencaharian masyarakat Bugis dari masa agraris, kehidupan maritim, hingga diaspora mereka ke berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara. Sementara itu, bab kelima mengupas sistem kepercayaan Bugis sebelum dan setelah kedatangan Islam. Buku ini menyoroti bagaimana konsep Dewata Seuwae (Tuhan Yang Maha Esa) telah dikenal dalam keyakinan masyarakat Bugis jauh sebelum masuknya ajaran Islam.
Bab terakhir membahas kuliner tradisional Bugis, yang tidak hanya sekadar makanan tetapi juga memiliki nilai simbolik dan spiritual. Beberapa hidangan seperti kaddoq minynyaq, cabbuq-cabbuq, serta sareqba tidak hanya dinikmati sebagai makanan sehari-hari, tetapi juga menjadi bagian dari berbagai ritual adat dan perayaan masyarakat Bugis.
Ulasan
Buku Khazanah Lokal Wisdom Bugis memberikan wawasan mendalam tentang budaya Bugis dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis penelitian. Penulis berhasil merangkum berbagai aspek budaya Bugis dengan bahasa yang lugas, sehingga buku ini mudah dipahami oleh akademisi maupun pembaca umum.
Salah satu keunggulan buku ini adalah eksplorasi yang mendalam terhadap konsep pappaseng sebagai nilai fundamental dalam masyarakat Bugis. Selain itu, buku ini juga menampilkan sejarah dan evolusi mata pencaharian masyarakat Bugis, dari masa agraris hingga era modern, serta diaspora mereka ke berbagai wilayah.
Beberapa pembaca mungkin mengharapkan tambahan ilustrasi atau gambar untuk memperjelas narasi, terutama dalam menjelaskan prosesi adat dan kuliner tradisional. Selain itu, referensi terhadap praktik kearifan lokal yang masih bertahan hingga saat ini dapat lebih dikembangkan agar lebih relevan dengan konteks zaman sekarang.
Simpulan
Buku Khazanah Lokal Wisdom Bugis adalah referensi penting bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam budaya Bugis, baik dari perspektif sejarah, sosial, maupun ekonomi. Buku ini sangat direkomendasikan bagi mahasiswa, akademisi, dan pemerhati budaya yang tertarik dengan pelestarian warisan kearifan lokal Bugis.
Biodata Penulis
Usman, M.Hum., lahir di Benteng (Riau) pada 12 April 1990. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di STAIN Watampone pada jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan melanjutkan S2 di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta dengan fokus pada Sejarah Peradaban Islam. Saat ini, Usman merupakan dosen tetap di IAIN Parepare dan aktif sebagai koordinator pengembangan bahasa dan budaya lokal Bugis di UPT Bahasa. Ahmad Yani, M.Hum., Hasmiah Herawati, Trian Frisman Adisaputra, MM., dan Sari Hidayati, M.Pd. merupakan akademisi di IAIN Parepare yang memiliki kepakaran dalam bidang sejarah, budaya, dan jurnalistik Islam. Mereka aktif dalam penelitian dan pengembangan budaya lokal, khususnya dalam kajian budaya Bugis.