Bahasa Arab seringkali dianggap sebagai tulang punggung pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia, menjadi jembatan utama untuk memahami khazanah keilmuan Islam yang begitu luas. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa penguasaan bahasa ini di kalangan mahasiswa masih jauh dari optimal. Banyak mahasiswa menghadapi kesulitan, mulai dari dasar yang kurang kuat hingga motivasi yang rendah, yang pada akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk mengakses sumber-sumber primer keislaman.
Dalam riset berjudul Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi Keagamaan: (Studi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare) yang dilakukan oleh Kaharuddin, Saepudin, dan Alfina Fikra Frazilia dari IAIN Parepare, terungkap bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan, pembelajaran Bahasa Arab di institusi tersebut masih menghadapi tantangan serius. Studi ini secara khusus menyoroti proses pembelajaran, mengidentifikasi peluang dan hambatan, serta merumuskan strategi untuk mengoptimalkan penguasaan Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare.
Kesenjangan Keterampilan Berbahasa
Proses pembelajaran Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare telah mengikuti tren pendidikan berbasis Hasil Pembelajaran (Outcome-Based Education/OBE). Artinya, kurikulum dirancang agar mahasiswa tidak hanya sekadar memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan Bahasa Arab secara aktif dalam empat keterampilan utama: berbicara (kalām), menulis (kitābah), mendengarkan (istimā'), dan membaca (qirā'ah). Berbagai pendekatan inovatif, mulai dari metode komunikatif, pembelajaran berbasis tugas, hingga pembelajaran berbasis proyek, telah diterapkan untuk mencapai tujuan ini. Namun, implementasinya masih terbatas pada materi dasar, dan dampaknya belum signifikan dalam meningkatkan kemahiran mahasiswa secara menyeluruh.
Salah satu akar masalah terletak pada alokasi waktu yang minim. Bahasa Arab hanya diajarkan selama satu semester dengan dua satuan kredit semester (SKS). Durasi yang singkat ini jelas tidak proporsional untuk menguasai bahasa asing yang kompleks, apalagi dengan tuntutan penguasaan empat keterampilan sekaligus. Akibatnya, materi seringkali harus diulang dari dasar, dan mahasiswa tidak memiliki cukup waktu untuk mendalami serta mempraktikkan Bahasa Arab secara komprehensif.
Selain itu, kualitas sumber daya pengajar dan fasilitas pembelajaran juga menjadi sorotan. Meskipun beberapa dosen telah menerapkan teknik dan metode inovatif, pengembangan profesional dosen untuk menghadapi tantangan baru, seperti penggunaan media digital dan manajemen kelas yang efektif, masih perlu ditingkatkan. Keterbatasan laboratorium bahasa yang kurang dimanfaatkan dan distribusi teknologi yang tidak merata juga menjadi penghalang signifikan bagi pembelajaran yang efektif.
Peluang di Era Digital dan Kolaborasi Global
Di tengah tantangan tersebut, IAIN Parepare memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan pembelajaran Bahasa Arab. Era digital dan globalisasi membuka pintu bagi pemanfaatan teknologi, seperti platform e-learning, aplikasi pembelajaran bahasa, dan media sosial, untuk memperkaya materi serta meningkatkan keterlibatan mahasiswa. Teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengatasi hambatan fasilitas dan kurangnya praktik bahasa sehari-hari.
Kolaborasi dengan mitra eksternal, baik di tingkat nasional maupun internasional, juga menawarkan prospek cerah. Program pertukaran mahasiswa, seminar internasional, atau magang di lembaga-lembaga berbahasa Arab dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan aplikatif. Jaringan akademik di dunia Arab juga dapat memperkaya pengalaman dosen dan mahasiswa. Namun, temuan riset ini menunjukkan bahwa manfaat dari kolaborasi ini masih terbatas pada kegiatan tertentu dan belum dimaksimalkan untuk seluruh mahasiswa.
Tantangan Internal dan Eksternal
Pembelajaran Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah juga dihadapkan pada tantangan internal yang kompleks. Kemampuan mahasiswa yang heterogen, di mana sebagian sudah mahir sementara yang lain masih pada tingkat dasar, menyulitkan efektivitas pengajaran di kelas. Motivasi dan disiplin mahasiswa yang rendah, serta kesulitan mempertahankan kemahiran Bahasa Arab setelah perkuliahan selesai, juga menjadi masalah krusial. Banyak mahasiswa cenderung pasif, kurang percaya diri, dan takut membuat kesalahan saat berkomunikasi dalam Bahasa Arab, terutama dalam berbicara dan menulis.
Faktor-faktor ini menghambat mahasiswa untuk menguasai Bahasa Arab secara komprehensif, khususnya dalam menggunakannya sebagai alat analisis teks dan literatur keagamaan. Kondisi ini pada akhirnya berdampak pada penguasaan sumber-sumber rujukan utama yang kurang mendalam dan tidak lengkap.
Rekomendasi Strategis untuk Optimalisasi
Untuk mengoptimalkan pembelajaran Bahasa Arab, riset ini menggarisbawahi beberapa langkah strategis yang perlu diambil. Pertama, penambahan SKS untuk mata kuliah Bahasa Arab sangat direkomendasikan. Peningkatan alokasi waktu ini akan memberikan kesempatan yang lebih proporsional bagi mahasiswa untuk mendalami berbagai aspek bahasa, baik teori maupun praktik. Ini juga akan memungkinkan kurikulum untuk direvisi agar lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa serta perkembangan teknologi.
Kedua, kebijakan integratif yang menempatkan Bahasa Arab sebagai kompetensi inti di seluruh program studi keagamaan di Fakultas Tarbiyah perlu diperkuat. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih termotivasi untuk menghargai pentingnya Bahasa Arab dalam kehidupan akademik dan profesional mereka. Ini sejalan dengan upaya untuk membentuk lingkungan belajar yang lebih aktif dan mendukung praktik Bahasa Arab berkelanjutan.
Ketiga, pengembangan sumber daya manusia bagi dosen menjadi prioritas. Pelatihan pedagogis berbasis OBE, keterampilan mengajar digital, dan kompetensi komunikasi akademik dalam Bahasa Arab akan sangat mendukung pengajaran yang efektif. Keempat, pemaksimalan penggunaan teknologi pembelajaran dan pengembangan media pembelajaran yang lebih bervariasi dan interaktif juga krusial untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini termasuk pemanfaatan optimal laboratorium bahasa dan platform digital yang ada.
Langkah ke Depan
Optimalisasi pembelajaran Bahasa Arab di perguruan tinggi keagamaan bukan sekadar meningkatkan kemampuan linguistik, melainkan juga membentuk sarjana yang mampu berinteraksi dengan khazanah keilmuan Islam secara mendalam. Dengan penambahan SKS, integrasi kurikulum, pengembangan SDM dosen, dan pemanfaatan teknologi secara maksimal, IAIN Parepare dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya mahir berbahasa Arab, tetapi juga siap menghadapi tantangan global dengan kompetensi keagamaan dan profesional yang kokoh. Kebijakan ini akan memastikan bahwa Bahasa Arab benar-benar menjadi jembatan pengetahuan, bukan lagi sebatas mata kuliah yang membebani.
identitas Riset
Judul: Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi Keagamaan: (Studi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare)
Peneliti: Kaharuddin, Saepudin, Alfina Fikra Frazilia
Institusi: IAIN Parepare
Tahun: 2025
Daftar Pustaka
Buhori, B., & Wahidah, B. (2017). Bahasa Arab dan Peradaban Islam: Telaah atas Sejarah Perkembangan Bahasa Arab dalam Lintas Sejarah Peradaban Islam. Al-Hikmah.
