LP2M IAIN Parepare---Di dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari tiga perguruan tinggi yakni IAIN Parepare, Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) menggelar Seminar Program Kerja Bersama di Aula Kantor Desa Wanio, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Jumat (18/7/2025).
Seminar ini merupakan inisiasi dari mahasiswa Posko 1 KKN Reguler IAIN Parepare 2025 yang menggagas program kerja inovatif berupa kolaborasi pembuatan peta desa. Kegiatan tersebut menggandeng mahasiswa KKN-T UNHAS dan mahasiswa KKN UMS Rappang sebagai bentuk sinergi lintas kampus dalam mendukung pembangunan desa.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 13.30 WITA ini dihadiri oleh 24 mahasiswa dari ketiga kampus, 20 warga masyarakat, serta jajaran aparat desa. Turut hadir Camat Panca Lautang Ibu Hasnawati Toha, Kepala Desa Wanio Bapak Muhammad Aziqin, Ketua BPD Desa Wanio Bapak Najamuddin, serta tokoh masyarakat setempat.
Di dalam sambutannya, Kepala Desa Wanio, Muhammad Aziqin, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang dibangun oleh mahasiswa KKN. Ia menilai kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk mendukung tertib administrasi desa dan perencanaan pembangunan jangka panjang. “Peta desa sangat kami butuhkan sebagai dasar pembangunan yang lebih terarah,” ujar Aziqin.
Senada dengan itu, Ibu Camat Hasnawati Toha menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga pendidikan dalam pembangunan wilayah pedesaan. Ia berharap program ini tidak hanya berhenti pada seminar, tetapi juga terealisasi dalam bentuk aksi nyata yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Program pembuatan peta desa ini dirancang sebagai solusi atas kurangnya data spasial yang valid di wilayah Desa Wanio. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa lintas disiplin ilmu akan menggabungkan metode pemetaan partisipatif dan teknologi geospasial untuk menghasilkan peta yang akurat dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Mahasiswa IAIN Parepare berfokus pada pendekatan partisipatif dan sosialisasi program, sementara mahasiswa UNHAS mengerahkan keahlian dalam bidang geografi dan teknik pemetaan. Di sisi lain, mahasiswa dari UMS Rappang mendukung aspek pendataan dan manajemen informasi desa.
“Kolaborasi ini kami nilai sebagai bentuk pengabdian konkret terhadap masyarakat, sekaligus refleksi nilai-nilai kebangsaan di momen kemerdekaan. Kami berharap peta desa ini menjadi warisan bermanfaat yang dapat digunakan secara berkelanjutan,” ungkap salah satu perwakilan mahasiswa KKN UNHAS.
Seminar ini juga menjadi ruang dialog terbuka antara mahasiswa, aparat desa, dan masyarakat. Warga diberi kesempatan menyampaikan harapan dan masukan terkait kondisi wilayah dan titik-titik penting yang perlu dicantumkan dalam peta. Antusiasme warga tampak tinggi, terlebih ketika peta tersebut diharapkan mencakup batas wilayah, fasilitas umum, serta potensi lokal yang dimiliki desa.
Sebagai penutup, para mahasiswa KKN menyampaikan komitmen untuk melibatkan warga dalam setiap proses penyusunan peta demi menjamin akurasi dan kebermanfaatan. Peta yang akan dihasilkan diharapkan tidak hanya menjadi dokumen teknis, melainkan juga alat advokasi dan perencanaan pembangunan Desa Wanio ke depan.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan pengabdian yang nyata dari kalangan akademisi untuk kemajuan masyarakat pedesaan.(Fzs/Srh)