LP2M IAIN Parepare---Semangat kebersamaan terlihat jelas di Desa Janggurara, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Setiap pagi hingga siang hari, belasan warga bersama mahasiswa KKN Mandiri Posko 10 tampak sibuk menyortir bawang merah dan membersihkan tomat hasil panen mereka. Aktivitas sederhana ini menjadi rutinitas penting dalam menjaga mutu hasil pertanian sebelum dipasarkan.
Sekitar 15–20 orang, terdiri dari petani dan ibu rumah tangga, berkumpul di satu titik membawa hasil panen masing-masing. Mereka duduk berkelompok, memilah bawang merah berdasarkan ukuran besar dan kecil. Tomat-tomat segar yang masih bercampur dengan kotoran atau daun kering juga dibersihkan dengan teliti agar lebih menarik saat sampai di tangan pembeli.
Kegiatan yang berlangsung setiap hari ini mengusung tema “Menjaga Kualitas Panen untuk Hasil Pertanian yang Lebih Bernilai.” Menurut mahasiswa KKN, kehadiran mereka di tengah warga bukan hanya untuk mendampingi proses, tetapi juga membantu memastikan setiap hasil pertanian layak jual di pasaran.
Proses penyaringan dan pembersihan ini dilakukan secara swadaya dan gotong royong. Tanpa mengandalkan mesin modern, warga hanya menggunakan peralatan sederhana seperti wadah plastik, keranjang, dan kain lap. Meski begitu, semangat kebersamaan membuat pekerjaan terasa lebih ringan dan hasil panen pun terjaga kualitasnya.
Salah seorang warga Desa Janggurara menuturkan pentingnya kegiatan ini bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat. “Kami berharap dengan adanya penyaringan bawang merah dan pembersihan tomat secara rutin, kualitas hasil pertanian masyarakat semakin baik sehingga harga jual di pasaran lebih tinggi,” ujarnya.
Tak jarang, kegiatan ini juga menjadi ruang interaksi sosial. Sambil memilah bawang merah atau membersihkan tomat, warga saling bertukar cerita, berdiskusi tentang harga pasar, hingga merencanakan strategi penjualan bersama. Kebersamaan ini menciptakan suasana harmonis yang semakin mempererat hubungan antarwarga.
Menurut mahasiswa KKN Mandiri Posko 10, rutinitas seperti ini dapat menjadi contoh praktik baik dalam menjaga nilai jual produk pertanian. Mereka melihat langsung bagaimana ketelitian warga dalam menjaga kualitas hasil panen berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi rumah tangga.
Warga berharap, dengan adanya rutinitas penyaringan bawang merah dan pembersihan tomat, produk pertanian Desa Janggurara dapat dikenal luas sebagai hasil pertanian yang bersih, berkualitas, dan mampu bersaing dengan produk dari daerah lain. Dengan begitu, pendapatan petani dapat meningkat dan kesejahteraan masyarakat semakin terjamin.
Lebih jauh, kegiatan ini juga memperlihatkan bagaimana tradisi gotong royong tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Bagi warga, menjaga kualitas hasil panen bukan hanya soal nilai ekonomi, tetapi juga tentang kebanggaan menghadirkan produk terbaik dari tanah mereka sendiri.(Fzs/Srh)