LP2M IAIN Parepare---Suasana hangat penuh canda tawa menyelimuti salah satu rumah warga di Kelurahan Tangkoli ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Parepare Posko 20 ikut serta membantu mempersiapkan kue untuk acara pernikahan pada Rabu, 17 Juli 2025. Kehadiran para mahasiswa ini tak hanya meringankan pekerjaan warga, tetapi juga memperlihatkan semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih terjaga di tengah masyarakat.
Sejak pagi hari, mahasiswa bersama ibu-ibu warga setempat mulai bergotong royong menimbang bahan-bahan dasar kue seperti tepung, telur, dan gula. Setelah itu, mereka bersama-sama mengaduk adonan hingga kalis, lalu memanggangnya dengan penuh kesabaran. Proses tersebut dilanjutkan dengan menata hasil jadi agar siap disajikan kepada para tamu undangan yang hadir pada pesta pernikahan.
Bagi mahasiswa KKN, kegiatan ini bukan hanya tentang membantu, tetapi juga menjadi kesempatan belajar langsung dari masyarakat. Mereka diajarkan cara membuat kue tradisional khas daerah yang biasa disajikan dalam acara pernikahan. Tradisi kuliner ini menjadi warisan budaya yang tetap dilestarikan dari generasi ke generasi.
Salah satu warga yang terlibat dalam persiapan merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa. “Kami senang adik-adik mahasiswa mau ikut membantu. Kehadiran mereka membuat pekerjaan terasa lebih ringan dan suasananya lebih hidup,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Selain menambah keakraban, kegiatan ini juga mempererat hubungan emosional antara mahasiswa KKN dan masyarakat. Interaksi yang terjadi secara langsung di dapur dan halaman rumah menghadirkan rasa kekeluargaan yang erat. Mahasiswa tidak hanya menjadi tamu, tetapi benar-benar membaur dengan warga dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut salah satu mahasiswa KKN Posko 20, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga. “Kami belajar bahwa gotong royong bukan sekadar bekerja bersama, tetapi juga menjaga silaturahmi, berbagi keceriaan, dan saling meringankan beban. Ini pengalaman yang sangat berkesan bagi kami,” ujarnya.
Kegiatan sederhana namun sarat makna ini sekaligus memperlihatkan bahwa kebersamaan dapat tercipta dari hal-hal kecil. Persiapan pernikahan yang biasanya penuh kesibukan, berubah menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan ketika dilakukan bersama-sama. Semangat gotong royong seperti ini diharapkan terus terjaga sebagai bagian dari identitas masyarakat.
Acara pernikahan pun terasa lebih istimewa dengan adanya kebersamaan antara mahasiswa KKN dan warga Tangkoli. Tidak hanya bagi keluarga yang menikah, tetapi juga bagi seluruh masyarakat yang ikut berpartisipasi. Sinergi ini menunjukkan bahwa kehadiran mahasiswa KKN membawa dampak positif, sekaligus memperkuat nilai kekeluargaan dan persaudaraan di tengah masyarakat.(Fzs/Srh)