Skip ke Konten

Perjuangan Anak-anak Kampung Tabang: Berangkat Sekolah Sejak Subuh, Tempuh Jalan Terjal Menuju Kalosi

23 Agustus 2025 oleh
Fikruzzamansaleh

LP2M IAIN Parepare---Di saat sebagian besar anak seusianya masih terlelap, anak-anak Kampung Tabang, Dusun Kalosi, Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang pada Senin, 18 Agustus 2025, sudah memulai hari dengan penuh semangat. Setiap pagi, tepat pukul 05.30 WITA, mereka berjalan kaki menuju sekolah. Jarak yang ditempuh bukanlah jarak wajar bagi anak-anak seusia mereka, melainkan perjalanan panjang dan melelahkan yang menjadi rutinitas setiap hari.

Medan yang dilalui tidaklah mudah. Jalanan sempit tanpa aspal, bebatuan licin saat hujan, lumpur tebal, hingga minimnya penerangan membuat perjalanan semakin berisiko. Namun, kondisi itu tak menyurutkan langkah mereka untuk menimba ilmu. Tanpa kendaraan pribadi, anak-anak ini harus menempuh jarak sekitar lima kilometer dengan berjalan kaki, mendaki bukit, lalu menuruni lembah.

Waktu tempuh perjalanan mencapai satu jam tanpa henti. Bagi anak-anak seusia mereka, perjalanan sejauh itu tentu bukan perkara ringan. Namun, tekad untuk bersekolah dan meraih cita-cita membuat mereka tetap berangkat setiap pagi. Genggaman pena di tangan mereka menjadi simbol harapan bahwa pendidikan akan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik.

Fenomena ini menarik perhatian lima mahasiswa KKN–Desa Binaan IAIN Parepare yang tengah menjalankan program kerja di Kampung Tabang. Mereka adalah Azhar, Rifsank, Ferdi, Imma, dan Oca. Saat mendapati kenyataan tersebut, rasa prihatin menyelimuti hati mereka, sekaligus memunculkan kekaguman pada semangat anak-anak yang tak pernah padam.

“Ini bukan soal jalan, tapi soal semangat anak-anak yang tak pudar untuk tetap belajar meski dengan kondisi jalan yang kurang mendukung. Kami pun yang menggunakan kendaraan saat berkunjung merasa lelah dan kesulitan menempuh jalan tersebut. Bagaimana dengan anak-anak yang setiap harinya melewati jalan pergi dan pulang yang sama sulitnya? Tentu sangat melelahkan dan bisa mempengaruhi semangat belajar mereka di masa depan,” ungkap Azhar, Koordinator Desa Posko 2 KKN-Desa Binaan IAIN Parepare.

Kesulitan yang dialami anak-anak Kampung Tabang mencerminkan bagaimana pendidikan masih menjadi perjuangan berat bagi sebagian masyarakat di pelosok. Akses jalan yang belum memadai menjadi salah satu hambatan utama, namun semangat mereka untuk bersekolah tetap menyala.

Warga setempat mengakui bahwa kondisi ini sudah lama dirasakan, namun anak-anak tetap bertahan. Bagi mereka, pendidikan adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar. Orang tua pun memberikan dorongan agar anak-anak tetap berangkat sekolah meski harus menantang medan berat setiap hari.

Kehadiran mahasiswa KKN di Kampung Tabang memberikan perhatian baru terhadap fenomena ini. Mahasiswa berkomitmen tidak hanya melaksanakan program kerja rutin, tetapi juga mengangkat realitas sosial yang sering luput dari perhatian banyak pihak. Dengan cara ini, diharapkan ada langkah konkret dari berbagai pihak untuk memperbaiki akses pendidikan di pelosok.

Semangat anak-anak Kampung Tabang menjadi cermin bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti belajar. Mereka adalah generasi penerus yang tetap berjuang menjemput masa depan, meski harus melangkah di jalan terjal setiap hari.(Fzs/Srh)


 

Fikruzzamansaleh 23 Agustus 2025
Share post ini
Label
Arsip