LP2M IAIN Parepare---Tiga perguruan tinggi yakni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) menggelar Seminar Program Kerja Bersama Tahun 2025 di Desa Lise, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang. Seminar ini menjadi langkah awal kolaboratif untuk membangun sinergi pengabdian masyarakat antarperguruan tinggi sekaligus menyerap kebutuhan masyarakat secara langsung.
Kegiatan berlangsung pada Rabu malam, 16 Juli 2025, di Kantor Desa Lise. Suasana keakraban dan semangat gotong royong begitu terasa sejak awal acara. Kegiatan dimulai pukul 20.00 WITA dengan pembukaan oleh pembawa acara, disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti secara khidmat oleh seluruh peserta seminar.
Kepala Desa Lise, H. Rustam Benteng, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran tiga kampus besar yang bersatu untuk mendukung pembangunan desa. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menyukseskan berbagai program yang akan diimplementasikan. “Kami merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa dari tiga kampus ini. Semoga program-programnya tidak hanya bermanfaat sementara, tetapi berkelanjutan,” tuturnya.
Camat Panca Lautang, Hasnawati Toha, turut hadir dan secara resmi membuka kegiatan seminar. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan bahwa kolaborasi lintas kampus seperti ini merupakan bentuk nyata dari tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. “Saya mengapresiasi semangat para mahasiswa. Kolaborasi seperti ini harus menjadi contoh bagaimana dunia akademik bisa langsung hadir menyentuh masyarakat,” ungkapnya.
Setelah sesi sambutan, masing-masing perwakilan mahasiswa dari ketiga kampus memaparkan program kerja masing-masing yang telah disusun. Program-program tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Mahasiswa KKN Posko 4 IAIN Parepare, misalnya, menitikberatkan pada program peningkatan literasi keagamaan dan digital masyarakat.
Sementara itu, tim KKN-T Universitas Hasanuddin memaparkan program kerja yang berfokus pada penguatan ketahanan pangan dan edukasi pertanian berkelanjutan. Adapun mahasiswa UMS Rappang menyoroti pentingnya pendampingan UMKM serta pelatihan manajemen keuangan rumah tangga. Ketiga kampus sepakat untuk mengintegrasikan program-program tersebut dalam bentuk kegiatan bersama demi menciptakan dampak yang lebih luas.
Diskusi interaktif antara peserta seminar dan masyarakat berlangsung hangat. Beberapa warga menyampaikan masukan terkait kebutuhan mereka, seperti pelatihan keterampilan remaja, perbaikan sanitasi lingkungan, dan penguatan peran kader desa. Diskusi ini dimoderatori oleh salah satu mahasiswa UNHAS yang mendorong dialog partisipatif antara mahasiswa, aparat, dan masyarakat.
“Harapan kami, kehadiran mahasiswa tidak hanya sebatas menjalankan program formal, tetapi juga membangun relasi sosial yang kuat dengan warga,” ujar Muhammad Tahir, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lise, saat menyampaikan tanggapannya dalam sesi diskusi.
Kegiatan seminar ditutup dengan doa bersama dan pernyataan komitmen untuk terus menjaga komunikasi antara ketiga kampus dengan pemerintah dan masyarakat Desa Lise. Sebanyak 21 mahasiswa KKN dari ketiga kampus serta 25 warga turut menjadi peserta dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini menjadi penanda dimulainya pengabdian lintas institusi yang menempatkan kolaborasi dan keberlanjutan sebagai landasan utama. Ke depan, hasil seminar ini akan menjadi rujukan bersama untuk merealisasikan program kerja yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat desa secara konkret dan terukur.(Fzs/Srh)