Tak ada institusi yang bisa maju sendirian. Ilmu tidak berkembang dalam ruang hampa. Butuh dialog, butuh kolaborasi, butuh sinergi.
Di banyak tempat, perguruan tinggi sering sibuk dengan urusannya sendiri. Lebih fokus bersaing daripada berjejaring. Lebih senang menunjukkan keunggulan daripada berbagi manfaat.
Tapi bagi Prof. Hannani, perguruan tinggi harus saling menopang. Bukan hanya antara dosen dan mahasiswa, tetapi juga dengan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
Karena semakin luas jaringan akademik, semakin besar peluang untuk berkembang.
Di banyak institusi, kerja sama sering berhenti di penandatanganan MoU yang penuh seremonial. Foto bersama, saling bertukar plakat, lalu tidak ada tindak lanjut yang nyata.
Di IAIN Parepare, kolaborasi bukan hanya soal dokumen, tetapi tentang bagaimana kerja sama benar-benar memberi manfaat.
Jika ada kerja sama dengan universitas lain, maka harus ada pertukaran ide, riset bersama, atau peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk berkembang lebih luas.
Jika ada sinergi dengan lembaga pemerintah atau swasta, maka harus ada implementasi yang nyata, bukan sekadar pertemuan formal.
Karena kerja sama tanpa aksi hanyalah formalitas.
Di dalam kampus sendiri, kerja sama harus dimulai dari hal yang paling sederhana: sinergi antar fakultas, antar dosen, antar unit kerja.
Bagi Prof. Hannani, kampus bukan kumpulan orang-orang yang bekerja sendiri-sendiri, tapi sebuah ekosistem yang harus saling menguatkan.
Tidak boleh ada jurusan yang berjalan sendiri, tidak boleh ada unit kerja yang merasa paling penting, tidak boleh ada kompetisi yang justru melemahkan.
Di sini, semua harus bekerja bersama. Karena semakin kuat kerja sama internal, semakin mudah membangun jejaring eksternal.
IAIN Parepare tidak boleh hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
Maka, jaringan akademik diperluas. Dengan perguruan tinggi lain, dengan lembaga penelitian, dengan dunia industri, dengan komunitas keilmuan, bahkan dengan institusi luar negeri.
Bukan sekadar agar kampus ini terlihat besar, tetapi agar dosen dan mahasiswa punya lebih banyak akses ke peluang yang lebih luas.
Kolaborasi bukan soal mencari keuntungan semata, tetapi tentang memperbesar manfaat.
Semakin banyak kerja sama, semakin luas dampak yang bisa diberikan.
Tidak ada institusi yang bisa berdiri sendiri.
Di kampus ini, kerja sama bukan sekadar agenda tahunan, tapi menjadi budaya.
Karena semakin banyak tangan yang bekerja bersama, semakin ringan pekerjaan yang harus dilakukan.
Dan perguruan tinggi yang besar, bukan yang berdiri sendiri, tetapi yang mampu tumbuh bersama.
Parepare, 10 Ramadhan 1446 H.
Muhammad Haramain