Skip ke Konten

Makna "Kuttu" dalam Bahasa dan Budaya Bugis

Dr. Musyarif, M.Ag (Dosen Sejarah Peradaban Islam, IAIN Parepare)
14 Agustus 2025 oleh
Makna "Kuttu" dalam Bahasa dan Budaya Bugis
Hamzah Aziz

Dalam bahasa Bugis, kuttu berarti enggan bekerja atau berusaha, menghindari tanggung jawab, dan cenderung menunda pekerjaan. Sikap ini dianggap merusak jati diri Bugis yang menjunjung tinggi prinsip: "Reso temmangingi namalomo naletei pammase Dewata".

Sifat Kuttu

Sifat kuttu atau malas dipandang sebagai:

  1. Pelanggaran terhadap Siri’ : Orang malas dianggap tidak menjaga harga diri, karena tidak berkontribusi pada keluarganya.
  2. Ancaman terhadap Kesejahteraan Kolektif: Dalam masyarakat agraris dan maritim, semua orang diharapkan bekerja keras. Kemalasan membebani orang lain.

Beberapa petuah leluhur yang menentang kuttu, antara lain:

  1. “Tau kuttu, mate ri lino’e”: Orang malas akan mati di dunia (gagal hidup).
  2. “Teppogau-gau, iya mupogau”: Tidak mengerjakan sesuatu sama saja membiarkan diri rugi.

Praktik Budaya untuk Mencegah Kuttu

Dalam masyarakat Bugis, terdapat beberapa mekanisme sosial untuk menghindari kemalasan:

  1. Gotong royong seperti mappalili (ritual turun sawah) yang mengharuskan semua warga ikut serta.
  2. Merantau sebagai tradisi untuk menguji kemandirian dan menghindari hidup santai di kampung halaman.
  3. Ritual adat yang memberi penghargaan pada orang yang rajin bekerja, misalnya pada acara panen atau pelayaran.

Contoh Historis:

"Dalam catatan sejarah lokal, ada kisah seorang bangsawan kecil di daerah Wajo pada abad ke-18 yang dikenal malas mengurus tanah warisannya. Karena kuttu-nya, tanah tersebut dijual untuk kebutuhan sesaat, sehingga keluarganya jatuh miskin". Kisah ini sering dijadikan contoh oleh para tetua kampung untuk memperingatkan generasi muda agar tidak terlena dengan kemalasan.

Kuttu di Era Modern

Kemalasan di masa kini tidak selalu berbentuk tidur sepanjang hari, tetapi bisa berupa kuttu digital; menghabiskan waktu berlebihan untuk hiburan tanpa produktivitas. Hal ini menjadi tantangan baru, karena sikap malas dapat terjadi walaupun fisik tampak aktif.


Makna "Kuttu" dalam Bahasa dan Budaya Bugis
Hamzah Aziz 14 Agustus 2025
Share post ini
Arsip