Skip ke Konten

Tawassuth (Moderat)

Moderasi beragama bukan berarti netral tanpa sikap. Bukan pula sekadar “jalan aman” agar tidak berkonflik. Moderasi adalah keberanian untuk berdiri di tengah, saat yang lain memilih ekstrem.

Di dunia akademik, ilmu berkembang. Wacana tumbuh. Tapi dalam keberagaman gagasan, ada satu prinsip yang harus dijaga: sikap moderat.

Bagi Prof. Hannani, moderasi beragama bukan sekadar konsep, bukan sekadar program pemerintah, bukan sekadar slogan di seminar nasional. Moderasi adalah cara berpikir, cara bersikap, dan cara hidup.

Maka, di kampus ini, moderasi beragama menjadi nilai utama.

Moderasi beragama bukan berarti netral tanpa sikap. Bukan pula sekadar “jalan aman” agar tidak berkonflik. Moderasi adalah keberanian untuk berdiri di tengah, saat yang lain memilih ekstrem.

Banyak orang berpikir, jika ingin dianggap religius, seseorang harus keras dalam beragama. Padahal, semakin seseorang memahami agama, semakin ia akan paham bahwa agama tidak mengajarkan sikap berlebihan.

Di IAIN Parepare, moderasi bukan hanya insersi mata kuliah, tetapi menjadi cara pandang civitas akademika.

Setiap mahasiswa harus belajar berpikir terbuka, berdialog, mendengar pendapat yang berbeda tanpa merasa terancam.

Karena agama tidak diajarkan untuk diperdebatkan dengan suara keras, tetapi untuk dipahami dengan hati yang lapang.

Di banyak tempat, ada yang ingin menang sendiri dalam urusan agama. Merasa paling benar, paling suci, dan paling layak menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Di kampus ini, pendekatan semacam itu tidak mendapat tempat.

Bagi Prof. Hannani, sikap moderat bukan hanya soal toleransi terhadap perbedaan agama, tetapi juga dalam menyikapi perbedaan pemikiran, tradisi, dan cara pandang.

Kampus ini tidak ingin mencetak sarjana yang hanya pandai menghafal teori, tetapi tidak bisa berdialog dengan orang yang berbeda.

Di lingkungan akademik, perdebatan harus ada. Diskusi harus hidup. Tapi semua harus dilakukan dengan kepala dingin dan hati yang luas.

Ada yang berpikir bahwa sikap terbuka adalah tanda kelemahan. Padahal, justru orang yang lemah adalah mereka yang terlalu takut mendengar pandangan lain.

Di sini, tidak ada ruang bagi sikap kaku, apalagi yang merasa berhak memaksakan pendapatnya pada orang lain.

Bersikap moderat bukan berarti lunak dalam prinsip, tapi tahu kapan harus bersikap tegas dan kapan harus bersikap bijaksana.

Di IAIN Parepare, agama tidak diajarkan untuk mempersempit pemikiran, tetapi untuk memperluas wawasan.

Kampus ini harus menjadi tempat di mana agama dan kebangsaan bisa sejalan, di mana keimanan dan keterbukaan bisa berjalan bersama.

Dan jika ada yang masih bertanya, “Kenapa harus moderat?”

Jawabannya sederhana: karena yang berlebihan selalu berujung pada kehancuran.

Dan karena agama ini diturunkan untuk menjadi rahmat, bukan alat untuk saling menyalahkan.

Parepare, 9 Ramadhan 1446 H.

mh

Tawassuth (Moderat)
Admin 8 Maret 2025
Share post ini
Label
Arsip

Tawazun (Proporsional)
Setiap institusi pasti punya anggaran. Tapi bagaimana anggaran itu dikelola, itu yang membedakan.