Ada kampus yang sibuk menghabiskan dana untuk acara-acara besar, seminar yang megah, atau dekorasi yang mewah. Gedung tinggi, plakat mewah, karpet tebal. Tapi di dalam kelas, proyektor rusak tak kunjung diganti.
Bagi Prof. Hannani, anggaran bukan soal gengsi, tapi soal fungsi.
Maka, di bawah kepemimpinannya, IAIN Parepare memilih untuk lebih proporsional.
Tidak semua yang besar itu penting. Tidak semua yang kecil bisa diabaikan.
Ada yang bertanya, “Kenapa kampus ini tidak sering mengadakan event megah?”
Jawabannya sederhana: karena yang lebih penting dari acara seremonial adalah keberlanjutan akademik dan kesejahteraan civitas akademika.
Bagi Prof. Hannani, anggaran harus adil dan tepat sasaran.
Yang memang butuh, harus didukung. Yang tidak prioritas, jangan dipaksakan.
Karena kampus bukan soal kemegahan fisik, tapi soal seberapa besar dampaknya bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat.
Ada yang ingin membangun gedung baru, padahal gedung lama masih cukup layak. Ada yang ingin membuat acara besar, padahal laboratorium masih kekurangan alat.
Bagi Prof. Hannani, keputusan anggaran harus berbasis manfaat, bukan ambisi.
Di kampus ini, anggaran bukan soal siapa yang bisa mengusulkan progran kerja paling keren, tetapi siapa yang bisa membuat setiap rupiah bekerja lebih efektif.
Karena kampus ini bukan hanya milik satu kelompok. Bukan hanya untuk dosen. Bukan hanya untuk mahasiswa. Bukan hanya untuk tenaga kependidikan. Semua punya hak, semua punya peran, semua harus berkembang bersama.
Maka, kepemimpinan di kampus ini bukan soal siapa yang paling berkuasa, tapi siapa yang paling bisa menjaga keseimbangan.
Dan jika ada yang masih bertanya, "Kenapa semua harus dibuat adil?"
Jawabannya sederhana: karena institusi akademik seharusnya dijalankan dengan akal sehat, bukan kepentingan sesaat.
Parepare 8 Ramadhan 1446 H
mh