Dr. Abdul Hamid, S.E., M.M., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI) IAIN Parepare, Dosen FEBI IAIN Parepare serta Sekretaris PCNU Kota Parepare, resmi menyandang gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Senin (17/3/2025).
Sebagai akademisi dan aktivis yang aktif di berbagai bidang, Abdul Hamid meneliti strategi pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam disertasinya yang berjudul Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kota Parepare (Studi di IAIN Parepare). Penelitian ini menyoroti tantangan dan peluang bagi UMKM dalam meningkatkan daya saing, serta peran perguruan tinggi dalam mendukung ekosistem bisnis berbasis ekonomi Islam.
Dalam pemaparannya, Abdul Hamid menegaskan bahwa UMKM memiliki peran sentral dalam pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Namun, tantangan seperti akses permodalan, digitalisasi bisnis, serta literasi keuangan syariah masih menjadi kendala utama bagi pelaku usaha kecil.
"UMKM merupakan tulang punggung perekonomian, tetapi masih menghadapi berbagai kendala, terutama dalam aspek pendanaan dan pengelolaan bisnis yang berkelanjutan. Oleh karena itu, strategi pemberdayaan yang berorientasi pada ekonomi Islam perlu diperkuat agar UMKM dapat tumbuh secara inklusif," ungkap Abdul Hamid.
Disertasinya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan syariah, dan institusi pendidikan dalam menciptakan ekosistem bisnis yang mendukung UMKM berbasis prinsip ekonomi Islam. Dengan pendekatan ini, UMKM tidak hanya dapat bertahan tetapi juga berkembang dalam menghadapi persaingan global.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan eksploratif. Abdul Hamid mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk wawancara dengan pelaku UMKM, perwakilan perbankan syariah, serta akademisi yang terlibat dalam pendampingan UMKM. Selain itu, ia juga menganalisis kebijakan pemerintah terkait pengembangan UMKM berbasis syariah.
Hasil penelitian ini mengungkap tiga temuan utama:
-
Kurangnya Literasi Keuangan Syariah di Kalangan UMKM
Banyak pelaku UMKM yang masih kurang memahami instrumen keuangan syariah, seperti akad murabahah, mudharabah, dan musyarakah, sehingga akses mereka terhadap pembiayaan syariah masih terbatas. -
Pentingnya Digitalisasi dalam Ekosistem UMKM
UMKM yang mampu beradaptasi dengan teknologi digital memiliki daya saing lebih tinggi. Namun, masih banyak pelaku usaha yang menghadapi kesulitan dalam mengadopsi strategi pemasaran digital. -
Peran Perguruan Tinggi dalam Pendampingan UMKM
Studi ini menyoroti peran penting perguruan tinggi, khususnya IAIN Parepare, dalam mendukung UMKM melalui program pelatihan dan pendampingan. Hal ini mencakup peningkatan keterampilan bisnis, akses pembiayaan, serta strategi pemasaran berbasis digital.
Keberhasilan Abdul Hamid dalam meraih gelar doktor mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare, Muhammad Haramain. Ia berharap hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dalam kebijakan pemberdayaan UMKM di Parepare dan sekitarnya.
"Kami mengucapkan selamat kepada Dr. Abdul Hamid atas pencapaian akademiknya. Pemberdayaan UMKM adalah isu krusial dalam pengembangan ekonomi berbasis syariah. Dengan disertasi ini, kami berharap beliau semakin aktif dalam riset-riset kolaboratif serta program pengabdian masyarakat yang fokus pada penguatan UMKM berbasis ekonomi Islam," ujar Haramain.
Menurutnya, model pemberdayaan UMKM yang ditawarkan dalam disertasi ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah dan lembaga keuangan syariah dalam merancang kebijakan yang lebih inklusif bagi pelaku usaha kecil.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Abdul Hamid menawarkan beberapa rekomendasi untuk memperkuat UMKM, di antaranya:
-
Peningkatan Literasi Keuangan Syariah
Pelatihan dan edukasi tentang produk keuangan syariah perlu ditingkatkan agar UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan berbasis syariah. -
Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Digital
UMKM perlu diberikan pendampingan dalam memanfaatkan platform digital guna meningkatkan daya saing di era ekonomi berbasis teknologi. -
Kolaborasi dengan Lembaga Keuangan Syariah
Bank syariah dan lembaga keuangan non-bank perlu lebih aktif dalam menyediakan skema pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM. -
Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan UMKM
Institusi pendidikan harus lebih proaktif dalam mengembangkan program pendampingan bagi UMKM, termasuk dalam aspek manajemen, pemasaran, dan inovasi produk.
"UMKM yang kuat akan menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi Islam di Indonesia. Dengan sinergi antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah, kita dapat menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan bagi sektor ini," tutup Abdul Hamid.
Dengan pencapaian ini, Dr. Abdul Hamid, S.E., M.M. diharapkan dapat terus berkontribusi dalam pengembangan riset dan kebijakan terkait UMKM berbasis ekonomi Islam. Konsep pemberdayaan yang ia tawarkan tidak hanya relevan bagi Kota Parepare, tetapi juga dapat diadaptasi untuk daerah lain yang ingin memperkuat sektor UMKM dalam kerangka ekonomi syariah.