Skip ke Konten

Kiai dan Fenomena Keberkahan: Antara Spiritualitas dan Pendidikan Islam di Bugis

Penelitian oleh Prof. Dr. Hj. Nurhayati Ali dkk ini menyoroti fenomena keberkahan yang melekat pada dua ulama besar Bugis, yaitu K.H. Ahmad Marzuki Hasan dan K.H. Andi Lanre Said. Studi ini menggali bagaimana keberkahan mereka diakui oleh masyarakat, bagaimana peran mereka dalam pendidikan Islam, serta bagaimana ajaran moral yang mereka wariskan terus berpengaruh hingga saat ini.
25 Maret 2025 oleh
Kiai dan Fenomena Keberkahan: Antara Spiritualitas dan Pendidikan Islam di Bugis
Admin

Editor: Muhammad Haramain

Sumber: Nurhayati Ali. "The Implementation of Akhlaqul Karimah Through Islamic Religious Approach in the Blessing Phenomenon of Ahmad Marzuki Hasan." Logos Journal, 120 (2024): 72-85. https://doi.org/10.24101/logos.2024.49


Pendahuluan

Dalam sejarah Islam, ulama memiliki peran penting dalam membimbing umat, tidak hanya dalam aspek ibadah tetapi juga dalam kehidupan sosial. Di Bugis, kiai tidak hanya dikenal sebagai guru agama, tetapi juga sebagai panutan moral dan sumber keberkahan.

Di kalangan masyarakat Muslim, keberkahan (barakah) sering kali dihubungkan dengan sosok ulama atau kiai yang memiliki kedalaman ilmu dan spiritualitas tinggi. Keberkahan ini tidak hanya berkaitan dengan aspek material, tetapi juga dengan ketenangan batin, kemudahan dalam hidup, serta dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Masyarakat Bugis memiliki keyakinan kuat bahwa keberkahan seorang kiai dapat membawa kebaikan bagi lingkungannya. Keberkahan ini dapat terlihat dalam berbagai bentuk, mulai dari kemudahan rezeki, keselamatan dalam menghadapi bahaya, hingga kemampuan luar biasa dalam memahami ilmu agama tanpa hambatan fisik.

Melalui penelitian ini, kita akan melihat bagaimana keberkahan yang diberikan Allah kepada para ulama Bugis berkontribusi dalam pengembangan pendidikan Islam dan pembentukan moral masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi terhadap masyarakat yang pernah berinteraksi langsung dengan kedua ulama tersebut. Data dikumpulkan dari santri, keluarga, serta catatan sejarah mengenai kehidupan mereka.

K.H. Ahmad Marzuki Hasan: Keberkahan dalam Kesabaran dan Keikhlasan

K.H. Ahmad Marzuki Hasan adalah pendiri Pesantren Darul Istiqomah di Maros, Sulawesi Selatan. Keberkahannya diakui dalam berbagai aspek:

  • Kesabaran dalam Mengajar: Beliau selalu menekankan pentingnya kesabaran dan keikhlasan dalam mendidik santri. Bahkan ketika menghadapi santri yang sulit diatur, beliau tidak pernah memarahi atau memukul mereka.
  • Keberkahan dalam Rezeki: Banyak orang yang datang membawa bantuan tanpa diminta, dan beliau selalu menolak bantuan yang disertai syarat administratif seperti tanda terima. Baginya, Allah adalah pencatat terbaik.
  • Mukjizat Keselamatan: Dikisahkan bahwa ada orang yang datang dengan niat buruk, tetapi setelah bertemu beliau, orang tersebut justru memberikan uang dan pergi dengan perasaan damai.
  • Ketajaman Pikiran Meski Buta: Walaupun di usia tua beliau mengalami kebutaan selama delapan tahun, ia tetap bisa menghitung kebutuhan material bangunan pesantren dengan akurat tanpa melihat.

K.H. Andi Lanre Said: Keberkahan dalam Wawasan dan Kepemimpinan

K.H. Andi Lanre Said adalah ulama besar yang dikenal memiliki intuisi tajam dan kedekatan dengan Allah. Beberapa keberkahan yang disaksikan oleh murid-muridnya meliputi:

  • Kemampuan Melihat Masa Depan: Beberapa kali beliau meramalkan peristiwa besar yang akhirnya terbukti terjadi, seperti bencana alam di Sinjai dan hasil pemilihan politik nasional.
  • Keajaiban dalam Pendidikan: Salah satu santrinya yang awalnya lemah dalam akademik, setelah dibimbing oleh beliau, berhasil menjadi peringkat pertama di berbagai jenjang pendidikan.
  • Kedermawanan Tanpa Batas: Setiap kali pesantren kekurangan makanan, beliau selalu meyakinkan santrinya bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan mereka, dan selalu ada orang yang datang memberikan bantuan tepat waktu.
  • Tawakkal yang Kuat: Suatu hari, beliau kehilangan uang dalam jumlah besar di transportasi umum, tetapi dengan tenang beliau mengatakan bahwa rezeki tidak akan tertukar. Tak lama kemudian, uang tersebut dikembalikan oleh seseorang yang tidak dikenalnya.

Fenomena keberkahan dalam kehidupan kedua ulama ini menunjukkan bahwa kesalehan dan dedikasi terhadap ilmu serta umat dapat membawa dampak luar biasa dalam kehidupan masyarakat.

Dalam Islam, keberkahan bukan sekadar soal materi, tetapi juga berkaitan dengan kemudahan dalam menjalani kehidupan. Keberkahan seorang ulama berasal dari ketaatan kepada Allah, keikhlasan dalam berdakwah, serta kesabaran dalam menghadapi ujian.

Dalam perspektif pendidikan Islam, keberkahan ini mencerminkan keteladanan dalam membangun generasi yang berakhlak mulia. Pesantren yang mereka dirikan hingga kini masih menjadi pusat pendidikan Islam yang berperan dalam membentuk karakter masyarakat Muslim Bugis.

Penelitian ini membuktikan bahwa ulama memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Bugis. Keberkahan mereka bukanlah sekadar mitos, tetapi hasil dari dedikasi dan pengabdian mereka kepada agama dan umat.

Sebagai generasi muda, kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kehidupan mereka:

✅ Menjadikan ilmu agama sebagai pedoman hidup.

✅ Mengedepankan kesabaran dan keikhlasan dalam bekerja dan berdakwah.

✅ Percaya bahwa rezeki dan keberkahan berasal dari Allah, bukan dari usaha semata.

✅ Menghormati ulama dan menjadikan mereka sebagai teladan dalam kehidupan.

Pemerintah dan lembaga pendidikan Islam juga dapat memperkuat peran ulama dalam membangun moral bangsa dengan:

  • Memperkuat pendidikan berbasis pesantren dan nilai-nilai Islam.
  • Membantu pesantren dalam pengelolaan dan pendanaan tanpa menghilangkan nilai-nilai keikhlasan.
  • Menyebarluaskan kisah dan teladan dari ulama sebagai inspirasi bagi generasi muda.

di dalam Riset
Kiai dan Fenomena Keberkahan: Antara Spiritualitas dan Pendidikan Islam di Bugis
Admin 25 Maret 2025
Share post ini
Label
Arsip